Hikmah Pagi: Cara Nabi Mendidik Anak Kecil

banner 400x400

Hajinews.id – Anak kecil merupakan seseorang yang pada umumnya belum memiliki sifat dewasa. Nakal dan membangkang seringkali ada pada karakter anak. Meskipun apa yang dilakukannya kita yakin bukan karena tidak taat secara hakiki kepada kedua orang tuanya.

Bukan hal yang aneh bila seorang anak nakal, baik kepada kedua orang tuanya, saudaranya, apalagi kepada adiknya sendiri yang lebih kecil. Sikap demikian lumrah ada pada setiap diri mereka.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Sebagai orang tua, kita tak boleh memarahi mereka yang memang sudah karakternya hampir semua anak memiliki sifat seperti itu. Kita perlu mencontoh apa yang dilakukan oleh Rasulullah dalam mendidik anak.

Imam al-Dzahabi, dalam Siyar A’lâm al-Nubalâ’, juz 3, h. 399, menegaskan terkait teladan Rasulullah dalam mendidik Sahabat Annas saat masih kecil, sebagai berikut:

قدم رسول الله المدينة وأنا ابن ثمان سنين، فأخذت أمي بيدي، فانطلقت بي إليه، فقالت: يا رسول الله, لم يبق رجل ولا امرأة من الأنصار إلا وقد أتحفك بتحفة، وإني لا أقدر على ما أتحفك به إلا ابني هذا، فخذه، فليخدمك ما بدا لك, قال: فخدمته عشر سنين، فما ضربني، ولا سبني، ولا عبس في وجهي

Artinya: “Rasulullah datang ke Madinah saat aku berusia delapan tahun, kemudian ibuku menggandeng tanganku dan membawaku pada Rasulullah, ia berkata: “Wahai Rasulullah, tidak seorang laki-laki dan perempuan pun dari kaum Anshar yang datang kepadamu kecuali memberi hadiah untukmu, sedang aku tidak mampu memberimu hadiah kecuali anakku ini. Ambillah, agar ia bisa melayanimu.” Anas berkata: “Aku mengabdi pada Rasulullah sepuluh tahun lamanya, tidak pernah sekalipun beliau memukul, mencaci atau berwajam masam kepadaku.”

Dari keterangan di atas cukup jelas bahwa Rasulullah merupakan pribadi yang sabar dalam mendidik anak kecil. Beliau tidak pernah sekalipun untuk memukul, mencaci atau berwajam masam kepada sahabat Annas.

Pada riwayat yang lain, disebutkan bahwa meskipun sahabat Annas tidak melakukan semua apa yang diperintahkan oleh Rasulullah, namun beliau tidak memprotes. Beliau tetap segan dengan anak kecil yang menjadi pelayanannya itu.

خدَمْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ سِنِينَ وَمَا كُلُّ أَمْرِي كَمَا يُحِبُّ صَاحِبِي أَنْ يَكُونَ مَا قَالَ لِي فِيهَا أُفٍّ وَلَا قَالَ لِي لِمَ فَعَلْتَ هَذَا وَأَلَّا فَعَلْتَ هَذَا

Artinya: “Aku melayani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selama sepuluh tahun. Tidak semua pekerjaanku sesuai dengan perintah beliau, (tapi) beliau tidak pernah berkata kepadaku (karena ketidak-becusanku) “ah/dasar”, dan tidak pernah (juga) berkata padaku, “kenapa kau lakukan ini?” dan “kenapa tidak kau lakukan (seperti) ini?.”

Melalui keterangan di atas cukup jelas bahwa Rasulullah memberikan teladan terbaik dalam mendidik anak kecil. Beliau tidak pernah marah dengan apa yang anak kecil lakukan. Beliau memberikan teladan yang prima dalam mengasihi dan menyayangi anak-anak yang pada hakikatnya merupakan titipan Allah itu. Wallahu A’lam.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *