Hajinews.id – Abu Nawas adalah seorang penyair yang sangat cerdik dan pintar.
Namun selain sebagai penyair, Abu Nawas juga dikenal sebagai mubaligh di desa tempat tinggalnya.
Oleh sebab itu, suatu ketika Abu Nawas diminta untuk menjadi imam ketika hendak sholat Jumat.
Selain itu, pada waktu tersebut Abu Nawas juga diminta mengisi khutbah Jumat untuk memberikan ceramah keagamaan.
Setelah mandi dan berpakaian rapi, Abu Nawas pun mulai melangkahkan kakinya menuju ke masjid.
Ketika sampai di masjid, tidak lama kemudian terdengar suara adzan.
Tidak lama berselang, datanglah masyarakat yang beragama muslim dengan sangat ramai.
Karena yang menjadi khatib kali ini adalah Abu Nawas, maka banyak sekali masyarakat muslim yang datang ke masjid.
Dikutip dari kanal YouTube AL Fathan, ceramah dan khutbah Abu Nawas sangat disenangi oleh masyarakat kala itu.
Sebab, dalam setiap ceramah keagamaan yang disampaikan oleh Abu Nawas sangat relevan terhadap isu-isu yang sedang berkembang.
Akhirnya waktu yang ditunggu para jamaah akhirnya tiba, Abu Nawas naik ke mimbar dan segera memulai khutbahnya.
Khutbah tersebut dimulai dengan salam dan berlanjut pada materi yang akan disampaikan oleh Abu Nawas.
Namun, pada saat berkhutbah Abu Nawas melihat para jamaahnya yang mengantuk bahkan sampai tertidur.
Melihat hal itu, kemudian Abu Nawas berteriak api, api, api dengan sangat keras.
Hal tersebut sontak membuat para jamaah sangat terkejut dan berdiri mencari keberadaan api tersebut.
Bahkan, ada juga jamaah yang hanya saling pandang satu sama lainnya.
Kemudian ada salah seorang jamaah yang menanyakan dimana apinya kepada Abu Nawas.
Walau ada jamaah yang bertanyaka demikian, tapi Abu Nawas tetap melanjutkan khutbahnya.
Kemudian, keluarlah perkataan dari Abu Nawas, jika ada api yang dahsyat di neraka bagi mereka yang lalai dalam beribadah.
Maksud dari teriakan api, api, api dari Abu Nawas adalah api neraka tersebut.
Barangsiapa yang lalai dalam beribadah, maka ia akan merasakan panasnya api neraka.
Usai melakukan ceramah tentang api neraka, kemudian Abu Nawas menutup khutbahnya dengan lantunan doa-doa.
Setelah itu, Abu Nawas memimpin shalat Jumat dengan khusyuk yang diikuti oleh para jamaah.