Sikap NU Netral di Pilpres 2024, Gus Yahya: Harus Mundur Jika Urus Parpol

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf (foto istimewa)
banner 400x400

Hajinews.id — Nahdatul Ulama (NU) akan tetap menjadi organisasi kemasyarakatan yang netral dari kekuatan partai politik manapun di Pilpres 2024 mendatang.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf menegaskan bahwa NU netral dari partai politik.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Artinya, dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 bahwa NU betul-betul netral dan tidak mengendorse partai.

Gus Yahya, panggilan Yahya Cholil Staquf menegaskan bahwa keputusan untuk tidak berpihak dengan partai politik tersebut telah dituangkan dalam muktamar.

“Sudah jadi keputusan Muktamar bahwa NU harus mengambil jarak dari semua partai politik,” kata Gus Yahya dilansir dari siaran Kompas TV.

Dia mengatakan bahwa sebelumnya NU yang pernah membentuk partai politik menjadi catatan sejarah. Namun dia menegaskan bahwa NU netral dengan semua partai politik.

“NU harus mempertahankan posisi yang sama (netral) dengan semua partai politik yang ada,” tegasnya.

Gus Yahya juga menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah mengarahkan anggota-anggota NU untuk memilih calon tertentu.

Ditegaskannya, tidak boleh menggunakan NU sebagai institusi, NU sebagai organisasi untuk keperluan politik.

Bahkan kata Gus Yahya, pihaknya telah menegur dan meminta cabang NU yang ikut dalam kampanye calon presiden tidak mengulangi.

“Kalau sebagai pribadi masing-masing mau terlibat silahkan, mau jadi tim sukses dengan mengandalkan jaringan pribadi terserah. Tapi institusi NU tidak boleh,” ujarnya.

Namun kata Gus Yahya menambahkan, jika terdapat pengurus NU yang menjadi anggota partai politik harus mengundurkan diri.

Sehingga dengan demikian NU diharapkan benar benar bersih dari partai politik praktis.

“kalau dia sudah jadi pengurus dan kemudian ingin menjadi calon dalam kompetisi politik harus mundur dulu, tidak boleh. betul-betul bersih dari partai politik. Kita sesudah ada panduan yang rinci, pengurus harian NU tidak boleh merangkap pengurus harian partai,” kata Gus Yahya.

Sebelumnya kata dia bahwa NU telah melakukan upaya-upaya untuk mencegah mereka menggunakan NU sebagai alat politik.

Sumber: tribunnews

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *