

Hajinews.id – Banyak isu yang berseliweran soal relasi dan komunikasi saya dengan Menkopolhukam Prof. Moh. Mahfud MD. Beberapa tidak tepat dan perlu diluruskan.
Beberapa informasi sudah menjadi konsumsi publik sehingga saya lebih leluasa bercerita. Saya hanya akan memberi penegasan, dan konteks agar tidak disalahpahami oleh masyarakat luas.
Profesor Mahfud bukan hanya senior, tapi Guru saya. Saya percaya kapasitas-intelektual dan integritas-moral Beliau yang tak terbeli. Perjuangan kami sama, menegakkan hukum Indonesia yang adil, tanpa mafia, tanpa korupsi.
Saya belajar dan mencontoh Beliau, soal strategi mentwit perkara hukum, dari ruang gelap ke ruang terang publik, agar lebih terkontrol dan mudah diawasi. No Viral, No Justice.
Seandainya Jokowi menjadikan Prof. Mahfud sebagai cawapresnya di 2019, maka saya pasti akan memilih Beliau. Saat ini, sudah tepatlah survei harian Kompas. Raport merah Jokowi ada di bidang penegakan hukum dan antikorupsi. Karena itu harus ada perubahan, dan tidak layak dilanjutkan.
Karena kesamaan visi-misi dan kesamaan kerisauan bidang hukum itulah kami sering bersilaturahim, sejak di Yogyakarta, tempat kami sama-sama menuntut ilmu di Fakultas Hukum UGM. Maha Guru kami sama, salah satunya Profesor Maria SW Sumardjono, selamat ulang tahun ke-80 Ibu!
Meski sekarang saya tinggal di Jakarta dan Melbourne, karena kantor hukum saya INTEGRITY ada di dua kota tersebut, kami masih sering bertemu. Jika di Jakarta, saya minta waktu bertemu dan mediskusikan situasi dan kondisi hukum aktual, saling bertukar informasi, dan coba mencari solusi.
Prof. Mahfud adalah pejabat negara yang paling mudah ditemui, tanpa protokoler yang rumit. Cukup pagi janjian lewat pesan WA, malamnya saya sudah diterima di rumah dinas Beliau.

Jika sedang ke Melbourne, Prof. Mahfud pasti menyempatkan diri mampir, di tengah padatnya jadwal kerja Beliau. Terakhir pertengahan Maret lalu, kami ngobrol santai sambil menikmati daging panggang barbekyu dan seruputan teh hangat di gubuk mungil saya di Melbourne, Australia.

Saat akan pulang, Prof. Mahfud menyempatkan mencium sayang, mendoakan ananda Vahmada Ahsana Amala, lalu menarik tangan saya. Membisikkan satu perkara dugaan korupsi yang sedang dilaporkan ke KPK. Kami berbincang serius, sebelum Beliau pamit.
Ketika soal putusan MK terkait sistem proporsional pemilu legislatif viral diperbincangkan, kami pun sempat komunikasi per telepon. Saya jelaskan rilis saya, bahwa tidak ada pembocoran rahasia negara.
Sumber saya bukan dari MK. Beliau tidak menanyakan, karena paham saya tidak akan menyampaikan. Kami sudah satu frekwensi, saling memahami. Hati kami sudah bicara meskipun tanpa kata. “Ya sudah santai-santai saja dulu,” ujar Prof. Mahfud sebelum menutup sambungan telepon.

Pos terkait
Luhut Akui Gagal Negosiasi Bunga Utang Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, China Keukeuh Segini
Ustadz Adi Hidayat Ungkap Alasan Bangganya pada Muhammadiyah, Bukan Karena Viral
Pengamat Bilang Wibawa PSI Bakal Runtuh Jika Tunjuk Kaesang Jadi Ketua Umum, Ini Alasannya
Ini Amalan Sederhana Agar Dapat Istighfar Malaikat di Hari Kiamat
Mengapa Tekanan Darah Tinggi Disebut Sebagai “Silent Killer”?
Tim Bentukan Mahfud MD Minta Jokowi Kurangi Anggota Polri di BUMN
Dubes Faisal berbicara Soal Tambahan Kuota Haji Indonesia: Bakal Dibahas di Arab Saudi
Anggota DPR Kerja 5 Tahun Dapat Gaji Pensiun Seumur Hidup, Besarannya Mengejutkan
dr Zaidul Akbar: Betapapun Enaknya Jus, Berhentilah Minumnya Sekarang Juga Sebelum Terlambat
Apes! Kisah Abu Nawas: Diusir dari Desanya Gegara Dibilang Bikin Sial
Anies-Muhaimin Bisa Menang Satu Putaran, Prabowo-Ganjar Pikir-Pikir Duet?
Cak Imin Bicarakan Penyebab Pengusaha dari Kalangan Muhammadiyah Terus Berkurang
China Modifikasi Al-Qur’an dengan Ajaran Konghucu, MUI: Berpotensi Menyimpang dari Kaidah
Komentari Konflik Rempang, Said Didu: Pemerintah Sebenarnya Bekerja Demi Siapa?
Jokowi dan Para Menteri Asyik Berjoget di IKN, Warganet: Maaf Pak, Bapak Dicari Warga Rempang
Lautan Manusia Warga Makassar Sambut AMIN: Pertama Kali Massa Begitu Besar Ini
Hikmah Malam: Golongan Syetan Selalu Ingin Menyesatkan Manusia
Tamsil Linrung di Balik Konsolidasi Anies-Muhaimin di Makassar
Cak Imin Mengungkap Penyebab Jumlah Pengusaha di Kalangan Muhammadiyah Terus Menurun
Persatukan Kekuatan NU dan Muhammadiyah, Anies–Cak Imin Panaskan Gagasan Perubahan
Duet Anies-Muhaimin, Dwi Tunggal Pemimpin Kolaboratif dan Semangat Perubahan
Breaking News! Warga Kembali Bentrok di Areal Perusahaan Perkebunan Sawit di Kalteng
Apa Benar Salat Tak Khusyuk Bakal Diterima? Ini Kata Gus Baha
Membaca Sholawat Nariyah Diyakini Dapat Menghilangkan Masalah dan Berikut Cara Mengamalkannya
Terkait Konflik Rempang, Kritik Pedas Alissa Wahid: Rakyat Selalu Dipandang Rendah
Anies Ingin Sumber Pembiayaan Parpol Diatur, Bicara Permainan APBN
Bela Warga Rempang, Habib Rizieq Shihab Sentil Tomy Winata: Jangan Mentang-mentang Punya Duit
Anies Baswedan di Makassar: Perubahan Akan Makin Cepat Terlaksana Jika
