Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ
Pembaca yang dirahmati Allah,
Hajinews.id – Salah satu miskonsepsi atau kesalahpahaman dalam hal agama adalah bahwa Nabi Ibrahim as dan Nabi Musa ‘Alaihissalam itu pembawa agama Yahudi atau Nasrani. Sama halnya dengan miskonsepsi bahwa Nabi Isa membawa ajaran Kristen. Ada juga miskonsepsi bahwa agama Islam itu baru dimulai sejak diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam sekitar 1450 tahun lalu.
Konsep yang benar adalah bahwa Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam itu diutus sebagai penyambung sejarah kerasulan dan sebagai penyempurna ajaran Islam. Hal ini ditegaskan dalam surat Al-Maidah ayat 3, Allah berfirman,
ٱلْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ
نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلْإِسْلَٰمَ دِينًا ۚ
Artinya:
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai untuk kamu Islam itu jadi agama (QS. Al-Maidah, ayat 3).
Untuk menyederhanakan dan mempermudah pemahaman terhadap sejarah 25 kerasulan, maka Allah mewahyukan kembali sejarah lima nabi dan rasul yang disebut ulul azmi. Ulul Azmi adalah gelar untuk nabi dan rasul yang berhasil memperoleh kemenangan dalam menghadapi serangan lawan karena dikaruniai Allah mukjizat. Adapun para Nabi dan rasul Ulul Azmi tersebut adalah Nuh AS, Ibrahim AS, Musa AS, Isa AS, dan Muhammad Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Nama Nabi Nuh, misalnya, disebutkan sebanyak 43 kali dalam Al-Qur’an. Penyebutan berulang kali ini dimaksudkan untuk meyakinkan umat non Muslim, bahwa Nabi Nuh ‘alaihissalam diutus sebagai nabi orang Islam, artinyaorang yang menyerahkan diri kepada kehendak Allah. Dengan demikian, Nabi Nuh adalah Nabi pembawa ajaran Islam, sebagaimana yang telah ditegaskan dalam Al-Qur’an,
وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Artinya:
Dan aku diperintah supaya aku termasuk golongan orang-orang yang berserah diri (QS. Yunus, ayat 72).
Adapun nama Nabi Ibrahim dituliskan sebanyak 67 kali. Allah Subhanahu wata’ala juga membantah bahwa Nabi Ibrahim itu pembawa ajaran Yahudi, Nasrani, maupun kesyrikan. Ketiga ajaran, yang juga dianggap agama oleh banyak manusia ini, tidak bersumber dari wahyu Allah. Hal ini bisa dipahami berdasarkan firman Allah Subhanahu wata’ala,
مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا وَلَا نَصْرَانِيًّا وَلَٰكِنْ
كَانَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Artinya:
Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi ber-Islam (berserah diri kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik (QS. Ali Imran, ayat 67).