Hajinews.id – Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia, Bahlil Lahadalia kembali mengunjungi kediaman tokoh masyarakat Rempang, Gerisman Ahmad, di wilayah Pantai Melayu, Rempang, Galang, Batam, Senin (18/9/2023).
Puluhan warga juga berkumpul di halaman rumah tokoh masyarakat Rempang itu. Kunjungan Bahlil ini masih membahas seputar polemik yang terjadi dalam proses pengembangan kawasan Rempang Eco City.
Pertemuan dengan warga Pulau Rempang ini turut dihadiri Wakil Kejagung, Staf Mentri, TNI, Wakapolda Kepri, Kapolresta Barelang, dan jajarannya.
Kepada warga Bahlil Lahadalia menjelaskan niat baik pemerintah dengan melakukan pengembangan kawasan Rempang Eco City.
Bahlil mengakui sudah dua kali datang ke Rempang, Batam pada September 2023 ini.
Tepatnya ke rumah tokoh masyarakat Rempang, Gerisman Ahmad.
“Semalam saya salat Maghrib di sini. Sekarang saya salat Zuhur di sini,” kata Bahlil di hadapan warga Rempang, Senin (18/9/2023).
Bahlil menyebut kedatangannya untuk berdiskusi dan menjelaskan terkait investasi di Rempang.
“Tak ada negara manapun, provinsi, kabupaten atau kota, yang maju hanya dibiayai dari ABPD,” ujarnya.
“Rempang perlu maju, harus ada investor,” sambungnya lagi.
Pernyataan Bahlil ini mendapat penolakan dari warga.
“Kami tak setuju pak,” teriak seorang ibu-ibu menanggapi pernyataan Bahlil.
Terkait penolakan ini, Bahlil mengakui kedatangannya menemui warga Rempang karena ada niat baik.
“Niat saya baik, makanya saya datang,” kata Bahlil.
Sebelumnya Bahlil mengunjungi SMP dan SD yang terdampak gas air mata akibat kejadian bentrok di Rempang beberapa hari lalu.
Setelah itu Bahlil mendatangi rumah Gerisman, Senin (18/9/2023).
Sebelumnya, Bahlil sudah menemui Gerisman di rumahnya pada Minggu (17/9/2023) malam.
Hal itu diketahui dari foto yang beredar.
Pertemuan tersebut masih terkait proyek Rempang Eco City yang mendapat penolakan dari sejumlah warga hingga berujung bentrok di lapangan.
Seperti diketahui, terjadi konflik di Pulau Rempang terkait pembangunan Rempang Eco City di kawasan itu.
Masyarakat menolak direlokasi.
Hal ini menimbulkan bentrok antara warga dengan pihak kepolisian.
Warga Pulau Rempang sebelumnya sempat bentrok dengan aparat keamanan gabungan saat menolak kehadiran tim BP Batam yang akan memasang patok untuk proyek strategis nasional itu.
Polisi pun membubarkan massa dengan gas air mata.
Bentrok yang mengakibatkan beberapa siswa sekolah menjadi korban, membuat proyek Rempang Eco-City ini mendapat perhatian publik.
Sejumlah lembaga, seperti Komnas HAM mengecam tindakan tersebut, dan berharap rencana pembangunan ini dievaluasi.
Mereka mengecam langkah pemerintah menggusur paksa warga yang telah menduduki wilayah tersebut jauh sebelum Indonesia merdeka.
Kawasan Rempang Eco-City ini akan digarap oleh PT Makmur Elok Graha (MEG), anak perusahaan Grup Artha Graha milik Tomy Winata.
Untuk tahap awal, PT MEG menggandeng perusahaan Xinyi Glass Holdings Ltd untuk membangun pabrik panel surya