Hajinews.co.id — Dugaan penggelembungan dana impor beras tercium. Tak main-main, nilainya pun mencapai Rp8,5 triliun.
Hal tersebut ditanggapi eks Sekretaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Muhammad Said Didu. Ia menyebut itu belum termasuk komoditas lain.
“Sepertinya semua pekerjaan kalian rampok – ini belum termasuk impor gula, garam, kedele dll,” ungkapnya dikutip fajar.co.id dari unggahannya di X, Senin (22/7/2024).
Hanya saja, Didu merasa ada yang janggal. Pemerintah hari ini terus dipuja-puja.
“Tapi anehnya rezim yang merampok tetap dipuja,” ucapnya.
Ia pun berspekulasi. Menangakan bagaimana Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Apakah NKRI sebenarnya masih ada?” ucapnya.
Sementara itu, Anggota Komisi III DPR RI Santoso dalam keterangan resminya yang diterima di Jakarta, Minggu (21/7/2024), meminta aparat hukum segera bergerak menangani dugaan tersebut.
Dugaan penggelembungan dana ini disebut melibatkan pimpinan Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Perum Bulog.
sumber: Fajar