Jadi Ancaman Bagi Lansia dan Usia Muda, Waspadai Stroke Sejak Dini

banner 400x400

Hajinews.co.id — Stroke tidak lagi hanya menyerang lansia. Seperti dijelaskan oleh Dr. Abidinsyah Siregar, “Stroke di Indonesia termasuk penyakit yang cukup banyak diidap oleh masyarakat mulai dari usia termuda, 15 tahun. Tidak menunggu tua, stroke bisa terjadi sejak dini.” Fenomena ini semakin mengkhawatirkan dengan banyaknya kasus stroke di kalangan usia produktif.

Dua Jenis Stroke

Menurut Dr. Abidinsyah, ada dua jenis utama stroke: stroke iskemik dan stroke hemoragik. Stroke iskemik terjadi karena penyumbatan pembuluh darah di otak, sedangkan stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah akibat tekanan darah yang tinggi. “Penyumbatan pembuluh darah menyebabkan kematian jaringan otak yang tidak mendapat suplai darah, sedangkan pecahnya pembuluh darah menyebabkan perdarahan dan tekanan pada jaringan otak,” jelas Dr. Abidinsyah dalam podcast Smart FM, Jum’at (28/9/2024).

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Gejala dari kedua jenis stroke ini bervariasi tergantung bagian otak yang terkena. Misalnya, jika bagian otak yang mengatur gerak terpengaruh, pasien dapat mengalami kelumpuhan, atau jika bagian penglihatan terganggu, pasien bisa mengalami kebutaan. “Jika terkena bagian bicara, kemampuan berbicara pasien akan terganggu, seperti huruf ‘r’ menjadi ‘l’,” tambahnya.

Faktor Risiko Stroke

Dr. Abidinsyah membagi faktor risiko stroke menjadi dua kelompok: faktor yang tidak bisa diubah dan faktor yang bisa diubah. “Faktor genetik, ras, usia, dan jenis kelamin adalah risiko yang tidak bisa dimodifikasi. Misalnya, orang yang memiliki riwayat keluarga stroke harus lebih waspada,” kata Dr. Abidinsyah. Orang dengan latar belakang genetik tertentu, misalnya, lebih rentan terhadap stroke, terutama jika ada riwayat keluarga.

Namun, ada banyak faktor risiko yang bisa diubah, seperti pola makan dan gaya hidup. Dr. Abidinsyah menekankan pentingnya menjaga berat badan ideal dan menghindari kebiasaan merokok serta konsumsi alkohol berlebih. “Supaya tidak terkena stroke, jangan gemuk dan hindari makanan berlemak serta kolesterol tinggi,” ungkapnya. Aktivitas fisik yang teratur, seperti berjalan kaki selama 30 menit beberapa kali seminggu, juga sangat dianjurkan.

Tanda-Tanda Awal Stroke

Mengenali tanda-tanda awal stroke sangat penting untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Dr. Abidinsyah menjelaskan, “Gejala yang sering muncul antara lain mati rasa atau kelemahan pada lengan, kaki, atau wajah, terutama di satu sisi tubuh. Selain itu, kebingungan mendadak atau kesulitan bicara bisa menjadi tanda awal stroke.” Jika gejala-gejala ini muncul, tindakan yang paling tepat adalah segera membawa pasien ke unit gawat darurat. “Lebih cepat stroke dikenali dan ditangani, lebih cepat pasien bisa pulih,” katanya.

Dr. Abidinsyah juga mengingatkan, “Jangan tunggu lebih dari 24 jam setelah gejala muncul. Jika dibiarkan, meski pasien sembuh, ada kemungkinan sisa-sisa kelumpuhan atau disabilitas akan tetap ada.”

Pencegahan Stroke

Untuk mencegah stroke, Dr. Abidinsyah menyarankan beberapa langkah penting. Pertama, kontrol tekanan darah secara rutin. “Normalnya tekanan darah adalah 120/80 mmHg. Jika tekanan darah Anda lebih tinggi dari itu, segera periksa ke dokter,” jelasnya. Selain itu, berhenti merokok, mengurangi konsumsi alkohol, dan menjaga pola makan sehat adalah langkah kunci dalam mencegah stroke.

Akhirnya, Dr. Abidinsyah menekankan pentingnya menjaga gaya hidup aktif. “Olahraga rutin dua hingga tiga kali seminggu dapat membantu menjaga berat badan dan mengurangi risiko stroke,” tutupnya.

Dengan informasi ini, kita semua dapat lebih waspada terhadap ancaman stroke, tidak hanya bagi lansia, tetapi juga bagi mereka yang masih muda dan produktif.

Sumber: Golansia

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *