Hajinews.id — Tahun 2022 sudah memasuki tahun politik karena memasuki persiapan menuju Pemilu Presiden (Pilpres) 2024, sehingga di tahun ini diperkirakan situasi politik akan mulai memanas.
Demikian disampaikan Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Dr Ujang Komarudin yang dihubungi di Jakarta, Sabtu (1/1/2022).
Ujang yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Political Review mengungkapkan, akan terjadi perseteruan di antara mereka yang akan mengusung calon presiden (capres) untuk Pilpres 2024.
“Sederhana saja mereka akan membangun pencitraan dan menjelekkan-jelekan lawan. Ini yang membuat politik kita di 2022 semakin panas, makin terjadi narasi perseteruan di antara kelompok kandidat,” papar Ujang.
Ujang menambahkan nama-nama capres yang akan muncul di 2022 tidak jauh dari nama-nama yang dibicarakan di 2021, seperti Prabowo Subianto, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo dan lainnya.
“Kecuali ada momen tertentu yang bisa memunculkan tokoh lain, tetapi saya melihat untuk nama-nama capres tidak jauh dari nama yang ada sekarang ini beredar,” papar Ujang.
Ia menambahkan posisi Anies sebagai gubernur DKI Jakarta akan berakhir masa jabatannya di tahun Ini, sehingga harus mencari panggung dan posisi baru agar tidak terlupakan oleh masyarakat.
“Ini tantangan bagi Anies dan timnya bagaimana sudah tidak menjabat lagi, tapi tidak kehilangan panggung politiknya,” ujar Ujang.
Terkait dukungan Presiden Joko Widodo terhadap capres tertentu, Ujang menilai Jokowi dengan posisinya tentu di tahun 2022 tetap akan menjaga jarak dengan semua kandidat yang ada, meskipun pada akhirnya akan mendorong capres tertentu dengan memberikan dukungan.
“Jokowi secara pribadi belum tentu juga mendukung Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah) sebagai capres, kemungkinan komitmen Jokowi akan diberikan kepada orang tersebut unggul dari segi elektabilitas,” Ujang menegaskan.(dbs)
