BPS: Ekonomi 2020 Akan Buram

Kepala BPS Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta. (Foto: Kompas)
banner 400x400

JAKARTA, hajinews.id – Badan Pusat Statistik ( BPS) menyampaikan gambaran perekonomian tahun 2020 mendatang bakal buram. Kepala Badan Pusat Statistik ( BPS) Suhariyanto menyatakan buruknya perekonomian tak hanya di Indonesia, tapi di seluruh negara-negara di dunia.

Menurut Suhariyanto, di Indonesia sendiri salah satu tekanan yang paling berat adalah merosotnya harga komoditas. “Gambaran (ekonomi) 2020 akan buram. Semua negara. Perang dagang, ekonomi global, harga komoditas anjlok gila-gilaan. Batu bara saja merosot harganya sampai 45 persen, kemudian CPO (crude palm oil/minyak kelapa sawit),” kata Suhariyanto di Jakarta, Kamis (12/12/2019).

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Suhariyanto berpandangan bahwa dalam jangka pendek akan sangat sulit bagi Indonesia untuk memperbaiki kinerja ekspor. Menurut dia, akan jauh lebih baik jika Indonesia memperkuat konsumsi domestik yaitu dengan menjaga inflasi, kemudian dengan menggerakan industri manufaktur dengan hilirisasi.

“Yang nantinya kita akan menciptakan tenaga kerja. Misalnya saja turunan produk sawit kalau dibanding negara lain turunannya bisa lebih banyak lagi atau agroindustri. Itu meningkatkan daya tambah,” tutur Suhariyanto menjelaskan.

Sementara itu pemerintah pada 2020 mendatang menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional berada di angka 5,3 persen. Angka ini sama dengan target pertumbuhan ekonomi pada tahun ini. “Pertumbuhan ekonomi akan berada di tingkat 5,3 persen dengan konsumsi dan investasi sebagai motor penggerak utamanya,” ujar Presiden Joko Widodo di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Jumat (16/8/2019).

BPS pada Oktober 2019 baru saja merilis data pertumbuhan ekonomi kuartal III-2019 yang sebesar 5,02 persen. Angka tersembut melambat jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang sebesar 5,17 persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, Indonesia perlu mewaspadai kinerja perekonomian dalam beberapa waktu ke depan. Pasalnya, pencapaian pertumbuhan PDB yang sebesar 5,02 persen tersebut adalah yang terendah dalam dua tahun terakhir.

Menurutnya, sangat mungkin ekonomi Indonesia tumbuh di bawah 5 persen ke depannya. “Kita memang harus ekstra hati-hati. Sangat mudah kita tergelincir di bawah 5 persen. Banyak hal perlu diperbaiki,” ujar dia di kantor BPS, Jakarta, Jumat (15/11/2019).

(rah/kompas)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *