Ulama Malaysia Serukan Boikot Produk China untuk Bela Uighur

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Presiden Iran Hassan Rouhani, dan PM Malaysia Mahathir Mohamad di Kuala Lumpur Summit, Malaysia, 19 Desember 2019. (Foto: Anadolu Agency)
banner 400x400

JAKARTA, hajinews.id – Seruan untuk memprotes pemerintah China atas terjadinya penindasan terhadap etnis muslim Uighur di wilayah Provinsi Xinjiang, bergema di Malaysia. Ulama terkenal di Malaysia, Mohd Asri bin Zainul Abidin, menyerukan agar negara-negara Islam di dunia mengeluarkan sebuah gagasan boikot atas produk-produk China demi mendesak negara itu agar mengakhiri penindasan terhadap etnis minoritas Uighur.

Mohd Asri menyatakan para politisi dan pemimpin agama dari negara-negara muslim dunia harus memberikan tekanan ekonomi dan diplomatik lebih besar kepada Beijing atas perlakuannya kepada etni Uighur.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

“Kita harus melangkah pada cara yang lebih luas, yakni memboikot produk-produk China. Mereka (Beijing) tahu kekuatan pembelian kita,” kata Mohd Asri, disela-sela pertemuan Kuala Lumpur Summit di Malaysia, Jumat (20/12/2019), seperti dilansir dari Aljazeera.

Mohd Asri menyebutkan ada sekitar dua miliar umat Muslim dunia yang bisa mempengaruhi kebijakan-kebijakan dunia. Negara-negara Islam didesak melakukan langkah nyata karena umat Islam etnis Uighur di China adalah saudara umat Muslim lain di dunia.

Mayoritas negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam atau OKI telah menjadi sasaran kritikan oleh para advokat hak-hak etnis Uighur karena dinilai hanya bergeming atas derita yang dialami etnis muslim Uighur.

Sebelumnya pada Juli 2019, lebih dari 20 negara untuk pertama kali melakukan pemungutan suara untuk menerbitkan sebuah resolusi. Pemungutan suara itu dilakukan sebelum Dewan HAM PBB menyerukan agar dihentikan penahanan massal etnis Uighur di Xinjiang, Cina.

Sedangkan pada November 2019, Ketua Eksil etnis Uigur Seeropa, Dolkun Isa, mengatakan tidak ada alasan bagi dunia untuk berdiam diri. Dia pun menyerukan agar negara-negara di dunia supaya memutuskan hubungan dagang dengan Beijing.

Berdasarkan laporan PBB diperkirakan satu juta etnis minoritas Uighur ditahan di Xinjiang. Namun Randall Schriver, pejabat tinggi Kementerian Pertahanan Amerika Serikat untuk wilayah Asia, memperkirakan jumlah etnis Uighur yang ditahan hampir tiga juta orang atau hampir sepertiga dari total 10 juta populasi etnis Uighur. (rah/tempo)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *