Arsene Wenger: Ozil Bebas Komentari Uighur sebagai Pendapat Pribadi

Mantan Manajer Arsenal Arsene Wenger bersama Mezut Ozil. (GETTY IMAGES)
banner 400x400

JAKARTA, hajinews.id – Mezut Ozil, pesepakbola asal Jerman keturunan Turki yang seorang Muslim, menyebut warga Muslim Uighur di China sebagai “para pejuang yang menolak persekusi”. Gelandang Arsenal itu blak-blakan mengecam China dan mengkritik diamnya masyarakat Muslim terhadap persoalan Uighur.

Mantan Manajer Arsenal, Arsene Wenger, menyatakan Mesut Ozil berhak menyatakan pendapatnya terkait kritik yang dilontarkannya soal perlakuan pemerintah China terhadap Muslim Uighur di China.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

“Perkataannya itu tanggung jawabnya sendiri dan bukan soal Arsenal. Mesut Ozil memiliki kebebasan bicara sebagaimana halnya semua orang, dan ia menggunakan kemasyhurannya untuk menyatakan pendapat, yang belum tentu disepakati semua pihak,” kata Wenger.

“Yang terpenting adalah Ozil punya tanggung jawab pribadi. Ia tidak harus membawa-bawa nama Arsenal Football Club. Ketika membuat pendapat pribadi, ia harus menerima konsekuensinya,” lanjut Wenger.

Pada Sabtu (14/12), klub Arsenal -yang menaungi Ozil- menjaga jarak dari pandangannya, dan menyatakan bahwa Arsenal “sebagai organisasi tidak pernah melibatkan diri dengan masalah politik”.

Harun Khan, Sekretaris Jenderal Dewan Muslim Inggris Raya, mengatakan pernyataan Ozil sangat patut dipuji dan keputusan Arsenal untuk menarik jarak dari Ozil sangat disesalkan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Beng Shuang menyebut pemain Arsenal, Mesut Ozil, telah dibohongi berita palsu terkait perlakuan pemerintah China terhadap Muslim Uighur.

Kalangan pegiat hak asasi manusia menyebutkan sekitar satu juta orang yang sebagian besar dari masyarakat Muslim Uighur diduga ditahan tanpa proses hukum di sejumlah kamp dengan pengamanan ketat.

China menyangkal telah memperlakukan Muslim Uighur dengan tidak patut. Pemerintah China mengklaim Muslim Uighur sedang mengikuti pendidikan di “pusat pelatihan kejuruan” untuk mengatasi ekstrimisme keagamaan. (rah/bbc)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *