Kalau Mau Kritik Anies Diingatkan Harus Berdasarkan Fakta Akurat

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. (tirto)
banner 400x400

JAKARTA, hajinews.id – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kerap jadi sasaran kritikan, nyinyiran, bahkan bully-an. Padahal, tak semua bully yang menyasar Anies punya latar belakang fakta dan data yang valid. Bahkan cenderung berdasarkan ketidaksukaan.

Paling teranyar adalah upaya mem-bully Anies atas kasus ambruknya Jembatan Lengkung di Hutan Kota Kemayoran. Anies dinilai sebagai pihak yang harus bertanggung jawab atas insiden tersebut. Padahal, proyek jembatan tersebut bukan dikelola oleh Pemprov DKI Jakarta tapi Kementerian Sekretariat Negara RI.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Sehubungan dengan banyaknya pihak termasuk politisi yang salah sasaran mem-bully Anies, dosen Komunikasi dan Marketing Politik Universitas Gadjah Mada (UGM), Nyarwi Ahmad mengatakan para politisi yang ingin mengkritik Anies harus mencari data dan fakta yang benar lebih dulu, tidak asal menyerang..

“Artinya orang bisa melihat kelemahan Anies pasti, tapi juga bisa mengapresiasi kinerja yang dilakukan. Kalau mau kritik kelemahan Anies tentu harus berbasis pada fakta yang lebih akurat lah,” ujar Nyarwi Ahmad, Rabu (25/12/2019).

Nyarwi menilai masyarakat di Indonesia tidak bodoh terhadap segala bully-an yang dialamatkan kepada Anies. Apalagi, ucap dia, di era digital saat ini sudah banyak data dan fakta tersebar di internet. “Ya (harus jadi pelajaran), saya kira masyarakat kita makin hari makin tidak bodoh, bisa milah-milah (informasi),” kata Nyarwi.

Menurut dia, kritikan yang muncul atas insiden ambruknya jembatan yang dikelola pemerintah pusat harus jadi pelajaran agar lebih jeli mengkritik sesuai sasarannya. “Misalnya infrastruktur (yang dikritik) ya infrastruktur DKI, tapi tidak pada objek salah sasaran,” tegas Nyarwi.

Kasus ambruknya Jembatan Lengkung di Hutan Kota Utan Kemayoran, Jakarta Pusat, belakangan menjadi ‘senjata’ bagi beberapa pihak untuk mem-bully Anies Baswedan. Anies dianggap menjadi orang yang paling bertanggung jawab atas ambruknya jembatan senilai Rp 5 miliar yang baru saja diresmikan pada Sabtu (21/12/2019) itu.

Bekas caleg Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Agus Sari, salah satu yang lantang bersuara. Agus menyindir ambruknya jembatan tersebut dikaitkan dengan lem Aibon yang sempat heboh dalam anggaran Pemprov DKI 2020. “Mungkin kurang kuat. Coba ditambah aibonnya,” tulis Agus di akun twitternya.

Namun, sindiran tersebut belakangan mentah lantaran salah sasaran karena Jembatan Lengkung tersebut bukan pekerjaan Pemprov DKI Jakarta.

Menyadari kekeliruannya, Agus segera membuat klarifikasi beberapa jam kemudian. “Ternyata katanya, ini proyek pusat. Bukan proyek Pemprov. Kita minta pusat memperbaiki yuk,” katanya. “Kalau saja ada anggaran buat aibon mungkin bisa membuatnya lebih kuat,” sambung Agus.

Netizen pun balas mem-bully Agus. Namun Agus santai menjawab. “Saya ditegur oleh netizen, kok salah ngga minta maaf? Oke. Saya minta maaf,” ujarnya. “Jembatan rubuh bukan karena kekurangan aibon. Maaf ya,” ucap Agus. (rah/rmol)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *