Omnibus Law Jangan Menggradasi Harkat Martabat Manusia

Sri Edi Swasono. (Ist)
banner 400x400

Oleh: Prof. Sri Edi Swasono, Guru Besar Ekonomi Universitas Indonesia.

Ekonom-ekonom Indonesia yang liberalistik dan kapitalistik mengagumi dan memuji-muji Revolusi Industri 4.0. Mengagumi efisiensi ekonomi dengan teknologi digital canggih, bahkan dengan naifnya mengucapkan “selamat tinggal” pada serikat buruh dan ILO.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Tanpa paham bahwa ILO bermisi meredam kapitalisme rakus. Tanpa memahami pula bahwa Revolusi Industri 4.0 dengan kecanggihan teknologi digital adalah suatu puncak kematangan kapitalisme ribawi dan rakus. Puncak kematangan proses  dehumanisasi, yang mendegradasi harkat dan martabat manusia menjadi jongos robot digital-nya kaum pemodal yang exploitatory.

Pembangunan justru seharusnya merupakan proses humanisasi, proses memanusiakan manusia layaknya manusia sebagai Khalifatullah. Oleh karena itu jangan biarkan Revolusi Industri 4.0 mencapai puncak kematangannya, karena akan membinasakan  harkat martabat manusia (buruh).

Maka segera saja kita bergabung dengan Revolusi Industri 5.0 (yang awalnya diusulkan oleh Perdana Menteri Jepang) demi membetukkan Human Sosiety (bukan robotic sosiety), demi membentukkan kebahagian sosial (societal happiness).

Sesuai keinginan PBB untuk terbentuknya HHI (Human Happines Index) yang tinggi bagi negara-negara berkembang. Pada tahun 1947 Bung Hatta mengusulkan, lewat Panitia Pemikir Siasat Ekonomi, agar buruh ikut memiliki saham perusahaan.

Pada tahun 1956 (pidato pengukuhan Dr HC di UGM) Bung Hatta mengemukakan perlunya meningkatkan “kebahagiaan rakyat” (jauh sebelum PBB  dan tokoh-tokoh socialists (IDS Sussex dll) dalam kaitan dengan perlunya humanisasi dalam keekonomian. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *