Dampak Virus Corona, Pakistan Hentikan Penerbangan dari dan Menuju China

Foto: China Daily
banner 400x400

Islamabad, hajinews.id – Setelah Singapura dan beberapa negara lainnya menghentikan penerbangan dari dan ke China, kini giliran Pakistan yang melakukannya. Keputusan itu mereka ambil agar wabah virus corona yang kini berkembang di China tidak memasuki wilayah mereka.

Langkah ini juga diambil mengingat jumlah korban jiwa akibat wabah virus yang menyebar di China itu meningkat. Dan Badan Kesehatan Dunia menyatakannya sebagai darurat kesehatan global.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

“Kami menghentikan penerbangan ke China sampai 2 Februari,” kata pejabat badan penerbangan Abdul Sattar Khokhar kepada Reuters melalui telepon.

Ia menambahkan bahwa situasi itu akan dikaji lagi pada saatnya.  Khokhar menolak berkomentar soal alasan penghentian penerbangan.

Beberapa maskapai, termasuk British Airways, juga telah menghentikan penerbangan ke China terkait peringatan menyangkut wabah virus corona.

Baca Juga: Waspada Virus Corona, Maskapai Internasional Stop Penerbangan ke China

Dari Inggris dilaporkan, sebuah pesawat dengan membawa 83 warga Inggris serta 27 warga negara lain pada Jumat terbang meninggalkan Kota Wuhan di China.

Wuhan merupakan pusat wabah virus yang telah menewaskan lebih dari 200 orang dan menulari sedikitnya 9.000 lainnya.

Pesawat sipil yang disewa oleh Departemen Luar Negeri itu lepas landas dari Wuhan pada pukul 09.45 waktu setempat.

Pesawat dijadwalkan tiba pada Jumat pukul 13.00 di Inggris. Setelah itu, penerbangan akan dilanjutkan ke Spanyol. Di sana, negara-negara Uni Eropa akan mengambil alih tanggung jawab atas warga-warga negara mereka yang berada dalam penerbangan tersebut.

“Kita tahu betapa situasinya sangat mencemaskan bagi mereka yang menunggu untuk diberangkatkan,” kata Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab.

“Kita telah bekerja sepanjang waktu untuk membuka jalan agar keberangkatan bisa dilakukan dengan aman.” Tambahnya.

Di sisi lain, sebuah pesawat sewaan pembawa 368 warga Korea Selatan dari Wuhan tiba pada Jumat di tengah ketegangan yang membara menyangkut pusat-pusat karantina, tempat para warga itu akan diisolasi.

Rencana pengucilan itu ditentang keras oleh para warga yang ditinggal di daerah-daerah sekitarnya.

Pesawat pertama, dari sekitar empat penerbangan yang direncanakan akan membawa pulang para warga Korsel dari pusat wabah virus di China, telah mendarat di Bandara Internasional Gimpo di Seoul sekitar pukul 08.00 waktu setempat.

Kedatangan pesawat tersebut terlambat setengah hari karena China baru mengeluarkan izin bagi satu penerbangan.

Pemerintah mengatakan tidak ada satu pun di antara warga yang dievakuasi itu menunjukkan gejala terkena virus sebelum berangkat.

Namun, satu orang tidak bisa diangkut ke pesawat karena demam setelah ia menjalani pemeriksaan akhir di bandara Wuhan.

Sementara itu, sebanyak 18 warga Korsel yang tiba dari Wuhan langsung dibawa ke rumah sakit, kata wakil menteri kesehatan Kim Gang-lip.

“Kita punya standar pemeriksaan yang berbeda dengan China dan kami telah melakukan pemeriksaan lagi di dalam pesawat dan memisahkan orang-orang yang menunjukkan gejala-gejala ke lantai dua pesawat,” kata Kim dalam konferensi pers.

“Sebanyak 350 lainnya akan dibawa ke fasilitas-fasilitas penginapan sementara. Di sana, staf medis akan memberikan bantuan karantina dan medis bagi mereka selama 14 hari di bawah pengawasan terus-menerus tanpa mereka bisa keluar atau dikunjungi tamu,” tambah Kim.

Orang-orang yang dibawa pulang dari Wuhan itu akan diisolasi di dua fasilitas di Asan dan Jincheon, kota-kota yang terletak 80 kilometer dari selatan Ibu Kota Korsel, Seoul.

Rencana itu memicu reaksi keras dari para warga sekitar. Pada Kamis (30/1), beberapa di antara mereka melemparkan telur dan mengeluarkan sumpah serapah terhadap para pejabat yang berkunjung dengan tujuan untuk menghentikan kemarahan.

Ratusan polisi berjaga-jaga di fasilitas di Asan dan Jincheon. Warga Korea Selatan yang mendaftar untuk dibawa dengan penerbangan sewaan berjumlah 720 orang. Namun, kementerian luar negeri Seoul mengatakan bahwa jumlah penerbangan kemungkinan harus dikurangi menjadi satu atau dua kali saja.

Korea Selatan pada Jumat juga melaporkan kasus ketujuh virus corona, yang menimpa seorang pria berusia 28 tahun. Pria tersebut kembali dari Wuhan melalui kota pelabuhan di China timur, Qingdao, pekan lalu. (wh/ant/rtr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *