Beramal Tanpa Ilmu Hasilnya Cuma Letih

Hajinews.id,- Banyak orang yang menyangka, bahwa banyak amal dan ibadah sudah mendapat jaminan untuk hari akhiratnya, sekurang-kurangnya merupakan tanda kebenaran dan bukti keshalihan. Ternyata belum tentu. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan. [Al Furqan:23].

Bukan saja amalannya tidak dianggap sebagai amalan yang diterima, bahkan dialah penyebab masuknya ke dalam api neraka. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ خَاشِعَةٌ عَامِلَةٌ نَاصِبَةٌ تَصْلَى نَارًا حَامِيَةً

Sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan? Banyak muka pada hari itu tunduk terhina, bekerja keras lagi kepayahan, memasuki api yang sangat panas (neraka). [Al Ghasyiah:1- 4].

Berkata Ibnu Abbas,”Khusyu`, akan tetapi tidak bermanfaat amalannya,” diterangkan oleh Ibnu Katsir, yaitu dia telah beramal banyak dan berletih-letih, akan tetapi yang diperolehnya neraka yang apinya yang sangat panas [3]. Oleh sebab itu, Imam Bukhari membuat bab di dalam kitab Shahih Beliau, Bab: Berilmu sebelum berucap dan beramal.”

Umar bin Abdil Aziz -rahimahullah- menuturkan :

“من عمل على غير علم كان ما يفسد أكثر مما يصلح”

“Barangsiapa yang beramal tanpa berdasarkan ilmu, maka itu lebih banyak merusak dibanding memperbaiki.” [Lihat Jami’ Bayan Ilmi wa Fadhlihi : 1/131, Al-Faqih wal Mutafaqqih : 1/19

Al Hasan Al Bashri -rahimahullah- bertutur :

العَامِلُ عَلَى غَيْرِ عِلْمٍ كَالسَّالِكِ عَلَى غَيْرِ طَرِيْقٍ وَالعَامِلُ عَلَى غَيْرِ عِلْمٍ مَا يُفْسِدُ اَكْثَرُ مِمَّا يُصْلِحُ فَاطْلُبُوْا العِلْمَ طَلَبًا لاَ تَضُرُّوْا بِالعِبَادَةِ وَاطْلُبُوْا العِبَادَةَ طَلَبًا لاَ تَضُرُّوْا بِالعِلْمِ فَإِنَّ قَومًا طَلَبُوْا العِبَادَةَ وَتَرَكُوْا العِلْمَ

“Orang yang beramal tanpa ilmu seperti orang yang berjalan bukan pada jalan yang sebenarnya.

Orang yang beramal tanpa ilmu hanya membuat banyak kerusakan dibanding mendatangkan kebaikan.

Hendaklah kalian menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh, namun jangan sampai meninggalkan ibadah. Gemarlah pula beribadah, namun jangan sampai meninggalkan ilmu.

Karena ada segolongan orang yang rajin ibadah, namun mereka meninggalkan belajar.” [ Miftah Daris Sa’adah : 1/300].

Berdasarkan dalil-dalil di atas, maka dapatlah kita petik sbb:

  1. Urgensi & Kewajiban beramal berlandaskan ilmu yang benar.
  2. Yakni al-qur’an dan as sunnah sesuai dengan pemahaman Salafus Sholeh
  3. Peringatan & Bahaya amalan tanpa didasari oleh ilmu. Diantara bahayanya :
    • Akan terjerumus kedalam lembah kesesatan dan kebid’ahan,
    • Menyelisihi “ash shirathal mustaqim” (jalan yang lurus),
    • Menyerupai kaum Nashrani. [Lihat QS. Al- Fatihah ayat 7 dan tafsirnya]

Fadhilatus Syeikh DR. Abdurrozzaq Al Badr -hafidzahullah- menuturkan :

وَعبادات الإنسان إن لم تكُنْ مبْنيّة على العلم فإنّه يقع في أنواع من الجهالات والبدع والضلالات التي ما أنزل الله بها سبحانه وتعالى من سلطان

“Dan berbagai ibadah yang dilakukan oleh seseorang, jikalau tidak berlandaskan ilmu, maka dia akan terjerumus kedalam berbagai kejahilan, kebid’ahan dan kesesatan, yang Allah tidak menurunkan keterangan tentangnya.” [Syarhu Ushul Tsalatsah, Kaset no 3].

Penyebab amalan tertolak dan tidak mendapatkan pahala:

Hal itu jika seseorang beramal tanpa mengetahui persyaratan keabsahan dan diterimanya ibadah, demikian pula tekhnis pelaksanaannya sesuai tuntunan Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta hal-hal yang berpotensi membatalkan amalan atau pahala dari amalan. (fur/dari berbagai sumber).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *