Panduan Haji: Thawaf (8)

Hajinews.id,- Thawaf adalah mengelilingi Kabah sebanyak tujuh kali. Putaran ini dimulai dari sekiranya arah dari Hajar Aswad, dan Kabah berada di sisi kiri badan jamaah haji. Gampangnya, orang berhaji berputar melawan arah jarum jam.

Kita ketahui jika mengelilingi ka’bah ini menjadi sebuah rukun haji, sehingga harus dilakukan bagi seorang jamaah haji meskipun dalam kondisi yang tidak memungkinkan.  Hal inilah mengapa menjaga tubuh tetap prima sangat diperlukan. Tidak thawaf maka tidak ada haji, namanya juga rukun haji jadi haus ditunaikan.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Kondisi dan cuaca di mekkah membuat para jamaah harus ekstra menjaga dirinya. Setelah melakukan wukuf di padang arafah dengan suhu yang tinggi, kemudian dilanjutkan dengan thawaf dengan menggunakan tenaga yang ekstra, dikarenakan harus mengelilingi ka’bah dengan berdesakan dengan para jamaah lainnya.

Kondisi berdesakan hingga terjatuh dan sampai ada banyak orang yang meninggal ini, memang sudah menjadi hal biasa karena memang perwujudan dari ibadah thawaf ini menuju seruan sang rabb. Memenuhi panggilan dari Allah SWT, bagi hamba nya yang diperkenankan dan dikendendaki oleh Allah SWT.

Mengelilingi berarti berusaha untuk bisa mendekat dan berusaha untuk tetap istiqomah di jalannya. Inilah yang sejatinya dapat kita dapatkan dalam berkehidupan di dunia. Memang setiap rukun haji ini memiliki makna yang mendalam, antara hamba dengan tuhannya. Maka kenapa dari setiap rukun haji yang ada ini senantiasa selalu mengingatkan kepada sang pencipta.

Syarat Thawaf

  1. Menutup aurat
  2. Suci dari hadas dan najis
  3. Ka’bah hendaknya disebelah kiri orang yang melakukan tawaf
  4. Hendaknya tawaf dimulai dari hajar aswad
  5. Berkeliling sebanyak tujuh kali putaran
  6. Berada didalam masjidil haram

Bacaan Thawaf:

Bacaan sewaktu tawaf

Rasulullah bersabda:

Sabda Rasul Tentang Tawaf

Rasulullah bersabda:

Artinya: “Dari Abu Hurairah bahwasanya ia telah mendengar Nabi SAW. bersabda, “Barang siapa berkeliling Ka’bah tujuh kali dan ia tidak berkata dari selain membaca, “Subhanallah wal hamdulillah wala ilaa ha illallah wallahu akbar walaa haula walaa quwwata illa billah”. Orang yang membaca kalimat tersebut dihapus darinya sepuluh kejahatan, ditulis sepuluh kebaikan dan diangkat derajatnya sepuluh tingkat.” (HR. Ibnu Majah)

(bersambung)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *