Misteri Lenyapnya Dokter yang Pertama Ungkap Corona di Wuhan

Dr Ai Fen. (Foto: Dailymail.co.uk)
banner 400x400

JAKARTA, hajinews.id –  Dokter di Wuhan, China, yang pertama mengungkap adanya serangan virus corona jenis baru (Covid-19) di kota itu, Ai Fen, dilaporkan menghilang. Dari kabar yang beredar, dokter Ai Fen telah ditangkap dan ditahan kepolisian setempat terkait isi wawancaranya dengan sebuah majalah berbahasa China, Renwu, beberapa waktu lalu.

Dokter Ai Fen dalam wawancara dengan Renwu, seperti diberitakan Dailymail, mengkritik keras pihak manajemen rumah sakit tempatnya bekerja karena telah mencopot sistem peringatan dini virus corona. Saat yang bersamaan pemerintah China bersiap mencabut status penguncian wilayah (lockdown) terhadap Wuhan setelah menganggap bencana wabah penyakit virus corona 2019 alias Covid-19 itu telah berlalu.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Dalam wawancara sebelum dokter Ai Fen dikabarkan menghilang, dia juga mengaku menyesal tidak bicara lebih banyak setelah empat koleganya, termasuk dokter berusia 34 tahun Li Wenliang, meninggal. Dokter Li Wenliang pernah ditahan dengan tuduhan menyebar berita palsu tentang bahaya SARS dari pasar makanan laut di Wuhan. Ia dan tiga rekannya akhirnya ikut tertular saat memerangi merebaknya infeksi virus itu.

Li Wenliang, 34 tahun. (Foto: Twitter)

Dokter Ai Fen juga mengaku pernah menjalani interogasi yang kasar karena kasus yang sama. Dia lah yang pertama menerima laporan diagnosa seorang pasien yang dilabelinya ‘virus corona SARS’ pada 30 Desember 2019 lalu. Ketika itu dia mengaku sampai bercucuran keringat dingin membaca laporan hasil laboratorium tersebut.

Sebagaimana diketahui, epidemi SARS pernah menyebabkan 8.000 orang di seluruh dunia sakit dan lebih dari 800 meninggal. Menyadari itu, dokter Ai Fen lalu membagikan laporan itu ke seorang teman kuliah dan grup percakapan departemen rumah sakit tempatnya bekerja.

Pada saat itu juga, tangkapan layar lengkap dengan tinta merah yang melingkari kata ‘SARS’ yang dibuatnya langsung beredar luas ke publik, termasuk sampai ke tangan dokter Li Wenliang yang kemudian mengunggahnya di media sosial.

Berselang dua hari kemudian, dokter Ai Fen dipanggil Komite Disiplin rumah sakit dan dianggap menyebar rumor. “Jika saja tahu akan terjadi seperti sekarang ini, saya pasti tidak akan peduli dengan perlakuan yang diberikan kepada saya kala itu, dan akan bicara apapun dan kepada siapa pun yang saya mau,” tegasnya kepada Renwu dalam wawancara tersebut.

Hasil wawancara itu diunggah Majalah Renwu pada Selasa lalu namun segera dicabut lagi oleh pemilik akun. Kemudian setelah berita investigasi tentang menghilangnya dokter Ai Fen yang dibuat sebuah media asal Australia mengudara, sebuah unggahan di akun Weibo, mirip Twitter, milik dokter Ai Fen membagikan sebuah gambar dengan keterangan: Sebuah sungai. Sebuah jembatan. Sebuah jalan. Sebuah jam berlonceng. Namun tak ada petunjuk mengenai keberadaan dokter Ai Fen.

Kabar menghilangnya dokter Ai Fen seiring gelombang kritik kepada pemerintah China yang dianggap berbohong dan berusaha menutup-nutupi informasi kunci sepanjang masa penanganan virus corona sedari awal.

Bahkan hingga sekarang sejumlah politikus memperingatkan kalau angka kasus Covid-19, nama penyakit karena virus corona itu, yang diberikan pemerintah selama ini bisa saja salah. Warga setempat di Wuhan bahkan curiga angka sebenarnya 10 kali lipat daripada yang diumumkan resmi pemerintah.

Dokter Ai Fen yang hanya menyebut dirinya sebagai pemberi peluit kepada dokter Li Wenliang, menyatakan bahwa semua peritiwa ini menunjukkan kalau setiap orang harus teguh pendiriannya karena seseorang harus mengungkap kebenaran.  “Dunia ini membutuhkan suara yang berbeda,” tegas dokter Ai Fen menambahkan.

Sementara itu pada Sabtu (4/4/2020), perwajahan halaman utama media-media cetak dan daring di China berwarna hitam-putih pada peringatan Hari Berkabung Nasional untuk menghormati para pejuang Covid-19 dan pasien yang meninggal. Semua media, baik yang dikelola pemerintah, partai penguasa, maupun swasta, tanpa terkecuali menurunkan foto-foto berita hitam-putih. (rah/berbagai sumber)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *