Keluarga Utama, Keluarga Zikir

H. Supandi
banner 400x400

Oleh : Drs.H.Supandi M.Si M.Pd,

Pengurus PD IPHI Kab.Kuningan Jawa Barat

Bacaan Lainnya
banner 400x400

 

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Saudaraku Rahimakumullah
Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT, sholawat dan salam kebahagiaan semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, para keluarga, para sahabatnya dan kita selaku umatnya yang selalu taat terhadap ajarannya.

Saudaraku yang dirahmati Allah SWT. Rukun Iman yang kelima yaitu Iman kepada hari akhir, wajib kita ketahui, kita imani, percaya dan kita yakini. Pada hari itu seluruh manusia dikumpulkan di padang mahsyar dengan terik matahari yang sangat panas, tidak ada tempat untuk berteduh sedikitpun, itu akan terjadi setelah semua manusia sejak zaman Nabi Adam AS sampai dengan manusia terakhir hidup di bumi ini, mereka dibangkitkan dari kubur.

Firman Allah SWT :

Artinya :
“Sesungguhnya kejadian itu akan menjadi pelajaran bagi orang yang takut akan azab akhirat. Itulah dimana manusia dikumpulkan dan hari itu disaksikan (oleh semua makhluk).” (Q.S. Hud : 103)

Artinya :
“(yaitu) pada hari ketika bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka (manusia) berkumpul di Padang Mahsyar menghadap Allah Yang Maha Esa, Maha Perkasa. (Q.S. Ibrahim : 48)

Rasulullah SAW, menceritakan pula keadaan hari yang dahsyat itu sebagai berikut :

“Diriwayatkan dari Aisyah RA, dia berkata,”Aku dengar Rasulullah SAW, bersabda : “Pada hari kiamat itu manusia dikumpulkan (ke Padang Mahsyar) berkaki telanjang, bertelanjang bulat, lagi tidak berkhitan.” Aku lalu bertanya,”Wahai Rasulullah, apakah antara laki – laki dan perempuan saling melihat satu sama lain ?. Rasulullah menjawab,” Ya, Aisyah, urusan hari kiamat itu lebih dahsyat daripada saling memperhatikan satu sama lain.”

Saudaraku yang dirahmati Allah. Allah SWT Maha Kuasa, tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah. Meskipun kita hilang di angkasa raya, lenyap ditelan bumi, tenggelam di dasar lautan atau dimakan binatang buas sekalipun, Allah mampu mengembalikan kita seperti semula.

“Dan ingatlah pada hari Kiamat (ketika) kami perjalankan gunung – gunung dan engkau akan melihat bumi itu rata dan kami kumpulkan mereka (seluruh manusia), dan tidak kami tinggalkan seorang dari manusia.” (Q.S. Al Kahfi : 47)

Saudaraku yang dirahmati Allah. Berkumpulnya milyaran manusia bahkan mungkin lebih wallahu’alam berapa jumlahnya menjadi pemandangan yang sangat mendebarkan sementara matahari di atas ubun – ubun kita, kaki telanjang tanpa alas tidak ada tempat bernaung, mereka / kita sedang menunggu keputusan dari Sang pemberi keputusan hakim yang Maha Adil, yaitu Allah SWT.

Saat menanti keputusan layaknya seorang pelajar/mahasiswa yang sedang menunggu pengumuman hasil ujian berdebar- debar khawatir, was-was, harap-harap cemas, dan tidak tenang.

Saudaraku yang dirahmati Allah. Adakah kelompok orang yang mendapat syafaat / naungan pada saat itu dan siapa mereka ? Banyak amal sholeh yang menyebabkan seseorang / kelompok orang mendapat naungan/syafaat di Padang Mahsyar di akhirat nanti.

Dalam kesempatan ini penulis ingin membatasi tentang amalan yang dapat menolong kita, salah satu amalan tersebut yaitu dzikrullah, berdasarkan hadits Qudsi :

“Pada hari kiamat Allah SWT berfirman,”Pada hari ini orang–orang yang berkumpul (di lapang mahsyar) akan mengetahui, Siapa yang termasuk keluarga utama” Para sahabat bertanya, “ Siapa keluarga utama itu ya Rasulullah ? Nabi menjawab, “ Mereka itu ialah keluarga majelis dzikir di masjid – masjid.” (H.Q.R. Ahmad dan Abu Ya’las)

Hadis qudsi ini menunjukan kedudukan yang tinggi bagi ahli zikir khususnya di dalam masjid. Menurut Imam Nawawi, “Berzikir adalah suatu amalan yang disyariatkan dan sangat dituntut dalam Islam. Hal itu dapat dilakukan dengan hati atau lisan, lebih baik dengan kedua–duanya sekaligus.”

Dalam sebuah hadis Rasullah SAW bersabda :
Yang artinya,” Tidaklah sebuah kaum duduk untuk berzikir kepada Allah melainkan para Malaikat menaungi mereka, rahmat (Allah) menyelimuti mereka, ketenangan diturunkan kepada hati mereka, dan Allah menyebutkan mereka di sisi-Nya (dihadapan para Malaikat).” (H.R. Muslim)

Imam Bukhori dan Muslim meriwayatkan bahwa perbedaan antara orang yang berzikir kepada Rabbnya dengan yang tidak berzikir diibaratkan, orang yang hidup dengan orang yang mati.

Saudaraku yang dirahmati Allah. Sering menyebut asma Allah atau kalimat toyibah seperti tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir (subhanallah, walhamdulillah, lahaulawalakuata illa billah, allahu akbar), membaca istigfar, sholawat, dan lain sebagaimnya bukan hanya diucapkan di waktu salat atau sesudah salat, di waktu sakit, di waktu kita ada hajat/kebutuhan tetapi kita upayakan di waktu ada kesempatan banyak- banyak berzikir kepada Allah SWT.

Penulis percaya bahwa para pembaca telah mengamalkannya, amalan tersebut ringan diucapan berat ditimbangan. (Tentang zikir Insya Allah akan penulis uraikan tersendiri).

Dengan ucapan lidah yang keluar dari yang tadhoru dan khusyu, getaran lidah menyebut asma Allah dan mensucikannya, maka Allah menyinarinya dengan cahayanya semakin bertambah iman dan keyakinannya, terang hatinya serta tumaninah.

Sebagaimana firman Allah: “(Yaitu) orang – orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan dzikrullah (mengingat Allah) lah hati menjadi tentram. (Q.S. Ar Radu : 28)

Selain kalimat toyibah yang penulis sampaikan di atas, yang termasuk berzikir antara lain : membaca Alquran, membaca istighfar, membaca sholawat, hapalan Alquran, berdoa, salat dan menyebut nama – nama Allah (asmaulhusna) itu termasuk dzikrullah.

Mudah – mudahan dengan sering berzikir kepada Allah dalam keseharian hidup kita, hidup akan terasa nyaman, hati tentram di akhir nanti Insya Allah dapat naungan dari Allah SWT, segala kepenatan dan problematika dalam hidup Insya Allah akan teratasi minimal hati kita tenteram terasa damai dan tenang. Aamiin.

Wallahualam bi shawab

(fur)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *