KISAH RASULULLAH (7): Pasukan Abrahah Menuju Makkah

PENYERBUAN

Ternyata, apa yang diharapkan Abrahah tidak terjadi. Orang-orang Arab sudah sangat mencintai rumah purba Kakbah sehingga mereka tidak dapat berpaling ke rumah suci yang lain, betapa pun indahnya bangunan itu dibuat.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Orang-orang Arab merasa ziarah mereka tidak sah jika tidak mengunjungi Kakbah. Bahkan, penduduk Yaman sendiri tidak mengindahkan rumah suci baru itu. Seperti biasa, mereka tetap berbondong-bondong berziarah ke Makkah.

“Tidak ada jalan lain!”  geram Abrahah.

“Gerakkan pasukan gajah kita! Serbu dan hancurkan Kakbah! Aku sendiri yang akan memimpin! Jika bangunan tua itu hancur dan rata dengan tanah, orang orang Arab tidak akan punya pilihan lain selain datang ke tempat kita!”

Sang Penguasa Yaman memang ditakuti orang karena pasukan gajah yang dimilikinya. Abrahah sendiri naik di atas gajah yang paling besar dan kuat.

“Maju!” perintahnya.

Terompet pun membahana dan bumi seolah-olah pecah oleh gemuruh pasukan yang maju ke medan perang.

Mendengar keberangkatan pasukan ini untuk menghancurkan Kakbah, penduduk Jazirah Arab terkejut. Walaupun tahu pasukan Abrahah begitu kuat, jiwa kepahlawanan orang-orang Arab menjulang tinggi di hadapan musuh.

Dzu Nafar, seorang bangsawan Arab, mengerahkan masyarakatnya untuk menahan gerak maju Abrahah. Akan tetapi, ia dikalahkan dan ditawan.

Nufail bin Habib Al Khath’ami memimpin pasukan Kabilah Syahran dan Nahis. Namun, ia juga dikalahkan dan dijadikan penunjuk jalan pasukan Abrahah.

 

AL QULLAYUS

Al Qullayus adalah nama gereja yang dibangun Abrahah agar orang tidak lagi pergi ziarah ke Mekah, tetapi ke gereja ini. Mengetahui maksud Abrahah ini, bangsa Arab marah karena kecintaan mereka pada Kakbah sudah mendarah daging.

Sementara itu, seseorang dari suku Kinani malah pergi memasuki Al Qullayus dan membuat kerusakan di dalamnya. Peristiwa inilah yang memicu Abrahah untuk menghancurkan Ka’bah.

 

SIKAP PENDUDUK MAKKAH

“Kita lawan mereka, Abdul Muthalib! Berikan peringatan kepada setiap orang untuk bertempur!”

Orang-orang Quraisy di Makkah panik. Mereka meminta pendapat Abdul Muthalib untuk bertempur. Abdul Muthalib tahu, sekeras apa pun mereka melawan, semuanya akan sia-sia. Pasukan Makkah akan ditaklukkan. Karena itu, ia menjawab dengan bijak,

“Tidak, kita tidak akan mampu. Seorang utusan Abrahah telah tiba dan menyampaikan keterangan bahwa Abrahah tidak akan memerangi kita. Abrahah hanya ingin menghancurkan Kakbah. Kita akan selamat jika tidak menghalanginya. Aku sarankan semua orang pergi mengungsi ke gunung-gunung di sekeliling kota.”

Abdul Muthalib kemudian mendatangi markas Abrahah bersama beberapa orang pemuka Makkah. “Kembalikan unta-unta kami yang dirampas pasukanmu,” kata Abdul Muthalib kepada Abrahah.

“Akan kukembalikan unta-unta itu! Apakah ada hal lain yang engkau minta?” tanya Abrahah.

“Urungkan niatmu untuk menghancurkan Kakbah. Jika engkau mau, kami akan berikan sepertiga harta dari daerah Tihama yang subur.”

Abrahah menggeleng, “Tidak.”

“Kalau begitu, kami serahkan pengamanan Kakbah kepada Tuhan pemilik Kakbah!” jawab Abdul Muthalib, lalu dia pergi.

Kini kota Makkah kosong. Penduduknya telah mengungsi. Jalan lebar terbuka bagi Abrahah untuk menghancurkan Ka’bah yang letaknya sudah di depan mata.

Tidak ada yang mampu menghalangi kekuatan sebesar itu

 

Catatan:

ABRAHAH AL ASYRAM

Abrahah Al Asyram bukanlah penduduk asli Yaman. Ia datang dari negeri Habasyah di Afrika, kemudian menduduki Yaman.

70 ribu pasukan Habasyah yang dipimpin Aryath berhasil mengalahkan Yaman. Akan tetapi, Aryath kemudian dibunuh oleh Abrahah. Sejak itulah Abrahah memerintah Yaman.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *