Buwas: Meski Izin Impor Telat, Stabilisasi Harga Gula Lancar

Budi Waseso. (Foto/detikcom)

JAKARTA, hajinews.id – Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas) memastikan stabilisasi harga bahan pokok gula melalui operasi pasar di seluruh Tanah Air berjalan lancar meski sempat mengalami keterlambatan izin impor dari Kementerian Perdagangan beberapa waktu lalu.

Buwas dalam keterangan resmi, Kamis (21/5/2020) malam, menyatakan bahwa berdasarkan pantauan pihaknya, harga gula mulai terasa normal sejak Bulog melakukan operasi pasar khusus gula secara serentak di Indonesia sejak awal Mei 2020.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Hal itu, menurut Buwas, sekaligus menjawab pertanyaan media soal peran stabilisasi harga kebutuhan pokok selama masa wabah Corona atau  Covid-19. Ia mengakui bahwa sempat terjadi mahalnya harga gula akibat kelangkaan bahan pangan pokok tersebut. Namun, menurutnya, tidak ada alasan untuk menaikkan harga di tengah situasi saat ini.

Untuk diketahui, ketersediaan stok gula mulai langka menjelang akhir tahun 2019 lalu. Sebagai antisipasi, sejak November 2019 Bulog sudah mengajukan izin impor. “Tapi, baru diberikan Kementerian Perdagangan pada tanggal 7 April 2020,” ungkap Buwas.

Dari Harga Eceran Tertinggi (HET) gula sebesar Rp 12.500 per kilogram (kg), Bulog menjual gula impor seharga Rp 11.900 ke para pedagang pasar agar pedagang bisa menjual maksimal Rp 12.500 per kg.

“Stablisasi harga  adalah tugas dari pemerintah, maka Bulog akan habis-habisan melaksanakan amanah tersebut tanpa ada unsur kepentingan apapun kecuali kepentingan rakyat, terlebih ditengah situasi krisis seperti sekarang,” jelas Buwas.

Dia menyebutkan, pada 5 Mei lalu, Perum Bulog telah mendatangkan sedikitnya 22 ribu ton gula yang baru datang dari India dan langsung didistribusikan ke seluruh Tanah Air guna menjamin stabilisasi harga dan ketersediaan stok gula di masyarakat.

Impor gula tersebut baru sebagian dari izin impor yang diberikan Kementerian Perdagangan dari total permintaan sebanyak 50 ribu ton. “Sejak awal kami sudah mengantisipasi kelangkaan gula dan minta kuota impor gula pada akhir 2019, namun karena izin baru diberikan pada April 2020, menyebabkan suplai gula terlambat,” terangg Buwas.

Sebelumnya, harga gula pasir di tingkat konsumen sejak menjelang bulan Ramadhan melonjak hingga Rp 20 ribu per kg sehingga diperlukan intervensi yang masif dari pemerintah. Dengan stok yang dikuasai, Buwas menegaskan Bulog optimistis dapat menekan harga gula kembali ke HET Rp 12.500 per kg.

Sementara itu berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), harga rata-rata gula pasir nasional hingga Rabu (20/5) sudah mencapai Rp 17.150 per kg, atau menurun dibandingkan dua pekan lalu Rp 17/400 per kg.  (rah/berbagai sumber)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *