WHO Ingatkan Kasus Baru Corona Lebih dari 100.000 Setiap Hari

Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. (Reuters/Antara)

JAKARTA, hajinews.id – Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebutkan lebih dari 100.000 kasus virus Corona baru (Covid-19) yang dikonfirmasi di seluruh dunia setiap hari selama dua pekan terakhir.

Menurut Tedros perlu waktu lebih dari 2 bulan untuk mencapai 100.000 kasus yang dilaporkan. Angka itu sekarang telah menjadi seperti norma sehari-hari. “Hampir tiga perempat dari kasus baru setiap hari berasal dari 10 negara, sebagian besar di Asia Selatan dan Amerika,” ujar Tedros seperti dilansir dari Aljazeera.com, Selasa (16/6/2020).

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Tedros juga mengingatkan negara-negara yang telah membatasi transmisi untuk tetap waspada terhadap kemungkinan munculnya kembali serangan virus Corona. WHO mencatat sekelompok kasus baru terjadi di Beijing yang telah lebih dari 50 hari tanpa kasus baru Covid-19.

“Asal-usul dari serangkaian kasus baru tersebut sedang diselidiki. Sementara di sebagian besar di Amerika dan Asia Selatan kasusnya terus meningkat,” kata Tedros.

Menurut Tedros perlu waktu lebih dari 2 bulan untuk mencapai 100.000 kasus yang dilaporkan. Angka itu sekarang telah menjadi seperti norma sehari-hari. “Hampir tiga perempat dari kasus baru setiap hari berasal dari 10 negara, sebagian besar di Asia Selatan dan Amerika,” ujar Tedros.

Adapun berdasarkan data terbaru dari Wordometers.info, Amerika Serikat mencatat 19.322 kasus baru dengan angka kematian 118.263 hingga kini. Negara itu juga mencatat 405 kematian sehari terakhir.

Brasil mencatat angka kematian 570 per hari dengan kasus baru 20.389 atau di atas Amerika Serikat. Di sisi lain, kematian akibat wabah Covid-19 di negara Amerika Latin itu tercatat 43.959 orang. “Angka kematian di Indonesia telah mencapai 2.198 dengan kasus baru 1.017 dan kematian per hari 64 orang,” tulis situs tersebut seperti dikutip Selasa (16/6/2020).

Sebelumnya WHO memberi rapor merah kepada Pemerintah Indonesia di tengah upaya relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Rapor merah itu terkait dengan tiga kriteria yang telah ditetapkan WHO yakni kondisi epidemiologi, surveilans dan layanan kesehatan.

Menurut  laporan yang dirilis, WHO menganalisis, tak ada satu provinsi di Pulau Jawa yang memiliki angka positivity rate di bawah lima persen selama dua pekan terakhir sejak 25 Mei hingga 7 Juni 2020. “Salah satu kriteria relaksasi itu ialah positive rate kurang dari lima persen, setidaknya selama dua pekan terakhir, dengan asumsi data surveilans yang diterima lengkap,” tulis WHO tertanggal 10 Juni 2020.

Sementara itu Presiden Joko Widodo mencermati pertumbuhan ekonomi dunia saat ini terkoreksi amat tajam dan seluruh negara berjuang agar tidak masuk jurang resesi. “Semua negara berjuang untuk menyelamatkan diri dari tekanan ekonomi yang dahysat. Permintaan terganggu, pasokan terganggu produksi juga bermasalah, pertumbuhan ekonomi dunia terkoreksi amat tajam dan berjuang agar tidak masuk ke jurang resesi,” ujar Jokowi di Jakarta, Senin (15/6/2020).

“Di bidang kesehatan kita harus mengendalikan COVID-19 agar tidak menyebar lebih luas, yang sehat jangan tertular, yang sakit dirawat sampai sembuh. Di bidang sosial ekonomi kita juga harus menjamin warga yang kurang mampu, warga yang terdampak COVID-19 untuk mendapat perlindungan dan bantuan sosial,” kata Jokowi. (rah/berbagai sumber)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *