Ta’at Dan Bersyukur

A man wearing a neat shirt while holding the holy book
banner 400x400

TA’AT DAN BERSYUKUR

Saudaraku,
Kita harus senantiasa mentaati segala perintah-Nya dan bersyukur kepada-Nya agar segala nikmat karunia Allah Azza wa Jalla senantiasa terjaga dan terus ditambah. Jangan pernah sekalipun mendurhakai-Nya dan berbuat maksiat, karena akan melenyapkan segala nikmat karunia-Nya…

Bacaan Lainnya
banner 400x400

فما حفظت نعمة الله بشيء قط مثل طاعته، ولا حصلت فيها الزيادة بمثل شكره، ولا زالت عن العبد بمثل معصيته لربه، فإنها نار النعم التي تعمل فيها كما تعمل النار في الحطب اليابس.

“Tidaklah nikmat Allah dijaga dengan sesuatu yang semisal dengan mentaati-Nya, dan tambahan padanya tidak bisa diraih dengan sesuatu yang semisal dengan bersyukur kepada-Nya, dan kenikmatan itu tidak akan lenyap dari seorang hamba dengan sesuatu yang semisal dengan mendurhakai Tuhan-nya, karena sesungguhnya kemaksiatan merupakan api bagi kenikmatan yang pengaruhnya seperti api terhadap kayu bakar yang kering.” (Bada-i’ul Fawaid, jilid 2 hlm. 712)

Saudaraku,
Nilai dan kemuliaan seseorang adalah sesuai dengan yang apa diinginkannya…

Ibnu Rajab al-Hanbaly rahimahullah berkata:

قيمة كل إنسان ما يطلب، فمن كان يطلب الدنيا فلا أدنى منه فإن الدنيا دنية.

“Nilai setiap orang tergantung pada hal-hal yang menjadi keinginannya, jadi siapa yang keinginannya adalah dunia maka tidak ada yang lebih rendah darinya, karena sesungguhnya dunia ini adalah sesuatu yang rendah.” (Lathaiful Ma’arif, hlm. 245).

Keinginan dan syahwat dunia dinilai rendah karena akan melenakan dan melupakan urusan akhiratnya. Ingatlah bahwa dunia ini bukan tempat tinggal, tapi tempat meninggal…

Mengapa kita harus mengejar mati-matian urusan dunia, padahal itu tidak bisa dibawa saat mati?

Saudaraku,
Betapa beratnya untuk istiqamah menjalankan ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla. Di sisi lain betapa menariknya kemaksiatan sering menghampiri, sehingga kita tergoda untuk melakukannya tanpa mempertimbangkan akibatnya…

“مشقة الطاعة تذهب ويبقى ثوابها وإن لذة المعاصي تذهب ويبقى عقابها”. (ابن الجوزي)

“Rasa berat menjalankan ketaatan dapat lenyap, namun pahalanya tetap tercatat. Demikian pula rasa nikmat ketika berbuat maksiat segera hilang, namun balasan siksaanya takkan pernah terhapuskan”. (Ibnu Al-Jauzi)

Saudaraku,
Al Imam Abu Is-haq Ibrahim bin Musa asy Syathibiy rahimahullah berkata:

العقل إذا لم يكن متبعاً للشرع، لم يبقَ له إلا الهوى والشهوة.

“Akal jika tidak mengikuti syariat maka tidak tersisa baginya selain hawa nafsu dan syahwat.” (Al I’-tisham, jilid 1 hlm. 51)

Maka sudah sepatutnya kita berusaha dengan segenap kemampuan kita untuk senantiasa taat, memegang teguh syariat dan berusaha dengan segenap kemampuan kita untuk senantiasa melawan maksiat juga syahwat…

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah dalam ketaatan dan bersyukur kepada-Nya…

Aamiin Ya Rabb.

Wallahua’lam bishawab

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *