Berpotensi Lampaui DKI, Khofifah Akui Corona Jatim Meningkat

Foto: Okezone

SURABAYA, hajinews.id – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan masih meningkatnya kasus covid-19 di daerahnya, terutama di Surabaya Raya. Segala upaya terus dilakukan untuk mengendalikan penyebaran dan anggaran yang terpakai sudah lebih dari Rp 2 triliun.

Khofifah menyampaikan kondisi yang terjadi di daerahnya saat menyambut kedatangan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, dan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo di Gedung Grahadi, Surabaya, Rabu (24/6). Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan berkunjung ke Jawa Timur hari ini.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

“Saya ingin menyampaikan, presentase orang tanpa gejala dan pasien dalam pengawasan untuk menjadi positif di Jatim di atas 40%. Kalau ini terjadi maka jumlah kasus positif yang ada di Jatim akan bisa melampaui DKI Jakarta,” jelas Khofifah, dalam siaran pers yang diterima CNBC Indonesia.

Menurut Gubernur Jatim, dari seluruh kabupaten dan kota yang ada di Jatim, kasus yang tertinggi ada di Surabaya. Satu-satunya daerah yang berada di zona hijau adalah Kota Madiun.

“Kami berusaha keras untuk menekan penularan dan juga angka kematian. Kami berharap akan semakin banyak kabupaten/kota yang bisa berubah menjadi zona kuning atau bahkan hijau,” harap Khofifah.

Gubernur Jatim menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan dan perhatian pemerintah pusat agar daerahnya bisa segera mengendalikan penyebaran covid-19. Badan Nasional Penanggulangan Bencana telah memberikan dana talangan sebesar Rp 10 miliar untuk bisa membuat pemerintah provinsi Jatim menangani wabah covid-19.

“Hari (Rabu) ini Menkes juga menyampaikan uang duka cita dari Presiden Joko Widodo kepada tiga dokter yang meninggal dunia dalam menjalankan tugas masing-masing sebesar Rp 300 juta,” tambah Gubernur Jatim.

Ketua Gugus Tugas Doni Monardo meminta Gubernur Jatim mengendalikan betul potensi penularan. Terutama pengambilalihan secara paksa pasien atau jenasah yang diduga covid-19 akan membahayakan keselamatan masyarakat luas.

“Harus ada langkah khusus untuk menangani persoalan ini. Ibu Gubernur bisa meminta tokoh masyarakat dan juga tokoh agama untuk bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat agar jangan ada pengambilalihan pasien atau jenazah yang diduga covid-19. Itu sangat membahayakan dan berpotensi menimbulkan penyebaran,” kata Doni.

Ia juga meminta agar tempat isolasi mandiri didirikan di tingkat rukun warga atau rukun tetangga. Rumah sakit tidak akan mampu untuk bisa menangani seluruh warga untuk dirawat di sana.

Menkes Terawan membenarkan, rumah sakit seyogianya hanya untuk mereka yang kondisinya berat atau kritis saja. Untuk mereka yang gejalanya ringan dirawat di rumah atau di tempat penampungan lain selain rumah sakit.

“Kunci untuk bisa mencegah penyebaran covid-19 hanya bisa dilakukan menjalankan disiplin, disiplin, dan disiplin. Tidak ada yang lain. Sementara untuk menekan angka kematian, tidak bisa semua orang minta dirawat di RS, karena itu akan membuat petugas medis justru tidak mungkin menjalankan tugasnya dengan baik,” ujar Terawan.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan ada empat provinsi yang saat ini dikategorikan zona merah, dengan kasus aktif di atas 2.000 orang. Keempat provinsi tersebut yakni Jawa Timur, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan.

Juru Bicara Pemerintah Khusus Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan Jawa Timur mencatatkan penambahan kasus positif tertinggi hari ini sebanyak 183 orang, sehingga totalnya 10.298 orang. Jumlah hanya selisih tipis dengan DKI Jakarta yang hingga saat ini masih menjadi yang tertinggi dengan penambahan 157 orang dan total 10.404 kasus.

“Ini memberikan gambaran kasus baru yang muncul, beberapa saat kita menghitung data, seseorang yang membawa virus tidak menggunakan masker melaksanakan kontak dekat dengan orang rentan maka kemungkinan penularan 100%,” kata Yurianto, Rabu (24/06/2020).

Berdasarkan data Kemenkes, Jawa Timur mencatatkan kasus aktif tertinggi di Indonesia dengan jumlah 6.553, sementara Jakarta di urutan kedua dengan kasus aktif sebanyak 4.480 kasus.

Di urutan ketiga yakni Sulawesi Selatan dengan kasus aktif 2.640 orang, dan keempat Kalimantan Selatan dengan kasus aktif 2.159 kasus. (wh/cnbc)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *