Dinasti Politik yang Disoal Media Asing

Media asing menyoroti pencalonan putra dan menantu Presiden Jokowi. (Foto: Gelora)

JAKARTA, hajinews.id – Media asing The Strait Times menyoroti pencalonan putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka sebagai Walikota Solo dan menantunya, Bobby Afif Nasution sebagai Walikota Medan.

Media dari Singapura itu mencermati perkembangan politik dinasti di Indonesia melalui sebuah artikelnya yang berjudul “Mayoral bids by Indonesia President Jokowi`s son And son-in-law spark `political dynasty` debate” yang dirilis pada Rabu (24/6/ 2020).

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Akhir Mei lalu, Wakil Wali Kota Solo, Achmad Purnomo diketahui mundur dari pencalonannya pada pilkada serentak mendatang karena merasa “tidak nyaman” untuk mencalonkan diri di tengah-tengah pandemik Covid-19.

Achmad Purnomo diketahui merupakan rival Gibran dalam internal PDIP dalam pilkada tersebut. Gibran diusung oleh DPP PDIP Jawa Tengah, sementara Achmad Purnomo diusung oleh DPC PDIP Kota Solo.

Menurut Direktur Eksekutif Nagara Institute, Akbar Faizal, pengunduran diri Achmad Purnomo merupakan bentuk budaya masyarakat Jawa, di mana seseorang akan merasa tidak nyaman untuk melawan orang yang mereka yakini memegang kekuasaan. “Juga, mereka merasa, tidak mungkin menang melawan putra presiden,” katanya kepada The Strait Times.

Menantu Jokowi, Bobby juga telah mencalonkan diri sebagai Walikota Medan dengan tiket yang sama, dari PDIP.

Pakar politik dari Universitas Paramadina, Dr Djayadi Hanan menyatakan, pencalonan anak dan menantu Jokowi sendiri dianggap telah mengecewakan publik.

Pasalnya, kata dia, selama ini Jokowi dikenal dan dielu-elukan karena, salah satunya, berusaha untuk menjauhkan keluarganya dari politik.

“Orang-orang menganggapnya lebih dari politisi, tetapi seorang negarawan yang tidak mengutamakan kepentingan keluarganya. Itu telah menjadi kekuatannya selama ini. Itu membuatnya sangat menarik dan memberi orang rasa harapan. Jadi sekarang, banyak yang kecewa karena dia telah memberikan berkahnya kepada putra dan menantunya,” ujarnya.

Pencalonan Gibran dan Bobby berfungsi untuk memicu asumsi bahwa Jokowi ingin membuat dinasti politik sebut salah satu artikel The Strait Times. Pernyataan ini pun diperkuat oleh argumen Akbar Faizal.

“Nominasi (dari keluarga Jokowi) menunjukkan bahwa dinasti politik tidak hanya tumbuh, tetapi berkembang,” ujarnya.

Dia menyebutkan, politik dinasti sebenarnya sudah banyak dilakukan oleh berbagai pemimpin dan politisi di Indonesia.

Pada pemilihan kepala daerah (pilkada) akhir tahun ini saja, putri Wakil Presiden Maruf Amin, Siti Nur Azizah juga ikut bersaing untuk menjadi Walikota Tangerang Selatan.

Putri Presiden Soekarno, Megawati Soekarnoputri menjadi presiden kelima Indonesia. Putri Mega, Puan Maharani menjadi Ketua DPR.

Kemudian putra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti saat ini tengah digodok untuk meneruskan kekuasaan.

Dan saat ini, dua anggota keluarga Jokowi yang tidak memiliki pengalaman di bidang politik, berusaha ikut masuk dalam pemerintahan.

Padahal menurut Djayadi Hanan, rekam jejak dan kualifikasi mereka dipertanyakan. Hanya saja saat ini, tidak ada aturan yang mengatur mengenai pencalonan kerabat politisi untuk jabatan publik.

Oleh karenanya, para pakar menyarankan agar pemerintah dan partai politik meningkatkan kriteria pemilihan. Di mana kualitas pendidikan di bidang politik dan administrasi harus ditingkatkan. (rah/law-justice)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *