Lalai Menilai Diri Sendiri

Foto : Unsplash
banner 400x400

Lalai Menilai Diri Sendiri

Saudaraku,
Salah satu prinsip yang selayaknya kita pahami, bahwa Allah Azza wa Jalla melalui malaikat-Nya senantiasa mencatat dari kehidupan kita, tidak hanya aktivitas dan amalan yang kita lakukan, namun juga dampak dan pengaruh dari aktivitas dan amalan itu. Allah Azza wa Jalla berfirman,

إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآثَارَهُمْ وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُبِينٍ

Bacaan Lainnya
banner 400x400

“Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan, dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).”(QS. Yasin: 12)

Saudaraku,
Dikisahkan ada seorang Ustadz ditanya tentang 2 keadaan manusia:

1. Manusia rajin sekali ibadahnya, namun sombong, angkuh dan selalu merasa suci…

2. Manusia yang sangat jarang ibadah, namun akhlaknya begitu mulia, rendah hati, santun, lembut dan cinta dengan sesama…

Lalu Ustadz menjawab: Keduanya baik…
Yang pertama Boleh jadi suatu saat si ahli ibadah yang sombong menemukan kesadaran tentang akhlaknya yang buruk dan dia bertaubat lalu ia akan menjadi pribadi yang baik lahir dan batinnya…

Dan yang kedua bisa jadi sebab kebaikan hatinya. Allah Azza wa Jalla akan menurunkan hidayah-Nya lalu ia menjadi ahli ibadah yang juga memiliki kebaikan lahir dan batin…

Kemudian orang tersebut bertanya lagi. Lalu siapa yang tidak baik kalau begitu?

Ustadz menjawab: “Yang tidak baik adalah kita. Orang ketiga yang selalu mampu menilai orang lain, namun lalai dari menilai diri sendiri”…

Saudaraku,
Orang yang melakukan amal dan aktivitas yang baik, akan Allah catat amal baik itu dan dampak baik dari amalan itu. Karena itulah, Islam senantiasa memotivasi umatnya untuk melakukan amal yang memberikan pengaruh baik yang luas bagi masyarakat. Karena dengan itu dia bisa mendapatkan pahala dari amal yang dia kerjakan, plus dampak baik dari amalnya.

Sebaliknya, orang yang melakukan amal buruk, atau perbuatan maksiat, dia akan mendapatkan dosa dari perbuatan yang dia lakukan, ditambah dampak buruk yang ditimbulkan dari kejahatan yang dia kerjakan. Selama dampak buruk ini masih ada, dia akan terus mendapatkan kucuran dosa itu… Terlebih ketika diberikan amanah sebagai pemimpin berlaku dzalim dan berdampak menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan pada umatnya… Na’udzubillahi mindzalik

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa mengisi kehidupan ini dengan amalan kebaikan yang berdampak pada kemaslahatan umat, jauh dari kemudharatan untuk meraih ridha-Nya…
Aamiin Ya Rabb.

Wallahua’lam bishawab

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *