Pohon Keimanan

POHON KEIMANAN
(Kajian Jum’at)

Bertakwalah kepada Allah ﷻ, karena takwa adalah bekal terbaik yang bisa disimpan.
Dan rasakanlah selalu pengawasan Allah dalam setiap urusan Anda, baik yang tersembunyi maupun yang nyata.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Sesungguhnya, salah satu kelebihan yang diberikan kepada umat Muhammad ﷺ ialah, bahwa Allah menunjukkan mereka kepada agama yang benar ini.

Lalu Allah memilih akidah yang paling benar dan paling bersih, metode yang paling sempurna dan paling tinggi, ibadah yang paling mudah dan paling jernih, dan akhlak yang paling mulia dan paling suci untuk diberikan kepada mereka (umat Muhammad ﷺ).

Salah satu keistimewaan umat ini adalah sebagai “umat akidah’’.

Sepanjang zaman dan sepanjang masa isu-isu akidah akan tetap ada dan harus tetap menjadi isu utama dan terpenting serta menjadi landasan dan pondasi bagi semua perhatian seorang muslim, baik dalam tataran ilmu, amal, maupun dakwah.

Terutama pada masa ini yang banyak godaan dan perubahan, syahwat dan syubhat menyebar luas, serangan dan tantangan semakin besar, kesulitan dan krisis semakin berat.

Kita sangat membutuhkan generasi penerus yang memiliki senjata akidah.
Mereka hidup dengan akidahnya dan untuk akidahnya.

Akidah itu menjadi mercu suar mereka di dalam ilmu dan amal, menjadi timbangan mereka di dalam berteman dan bermusuhan, menjadi simbol mereka di dalam marah dan senang, dan menjadi undang-undang mereka di dalam mendidik dan memperbaiki.

Sesungguhnya tanggung jawab dan amanah orang tua, keluarga, lembaga pendidikan, saluran edukasi, serta praktisi pendidikan, dakwah dan perbaikan dalam masalah ini sangat besar.

Kemudian, masalah paling pokok yang harus segera di atasi ialah masalah syirik dan penyembahan berhala dalam berbagai model dan bentuknya.

Bila tauhid adalah kewajiban yang paling ditekankan dan keharusan yang paling diperintahkan, maka syirik adalah dosa yang paling besar dan larangan yang paling diharamkan.
Seluruh syariat dan dakwah para Nabi dan Rasul sepakat mengingkari dan menolak kemusyrikan.

Allah ﷻ berfirman,
إِنَّ اللهَ لاَيَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَادُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَآءُ
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. (QS. An-Nisa: 48, 116).

Keterikatan dan hubungan seorang muslim dengan akidahnya sangat erat, kuat dan tepat.
Hal itu terlihat jelas di setiap tindakan dan urusannya; di kala suka dan duka, di saat susah dan mudah, di dalam ibadah dan muamalah, bahkan, seluruh hidup dan matinya untuk Allah ﷻ, dan tiada menyekutukan-Nya.

Jika meminta sesuatu, ia memintanya kepada Allah.
Jika shalat, haji, bernadzar, dan menyembelih hewan, ia melakukannya karena Allah.
Jika meminta bantuan atau pertolongan, ia memintanya kepada Allah semata.
Tidak ada yang diandalkannya untuk memenuhi hajatnya, melepaskan kesulitannya, mendatangkan keuntungannya dan menolak kerugiannya selain Allah ﷻ.

Itulah akidah seorang muslim; percaya dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan anggota badan.

Jadi, bukan sekadar ilmu kalam yang terpisah dari kehidupan sehari-hari, bukan pula gelombang emosi dan pembenaran perasaan belaka.
Melainkan kekuatan ruhani, keilmuan, pengamalan, praktik nyata, dan interaksi dinamis yang membuat pemiliknya tergerak untuk melihat nilai-nilai yang tinggi dan membawanya naik ke atas cakrawala yang paling agung.

Kita harus yakin bahwa kehidupan yang nyaman dan aman, kehidupan yang bahagia dan legawa tidak bisa dicapai tanpa iman dan amal shalih.

Allah ﷻ berfirman,
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَاكَانُوا يَعْمَلُونَ
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. An-Nahl: 97).

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
الَّذِينَ ءَامَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُوْلَئِكَ لَهُمُ اْلأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al-An’am 82).

Setiap bencana, ketakutan, kecemasan, dan hilangnya rasa aman dari umat ini, tidak lain disebabkan karena lemahnya atau hilangnya iman, dan itu adalah sunnatullah.
فَلَن تَجِدَ لِسُنَّتِ اللهِ تَبْدِيلاً وَلَن تَجِدَ لِسُنَّةِ اللهِ تَحْوِيلاً
Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah itu. (QS. Fathir: 43).

Sesungguhnya, amal shalih itu bekal dan hasil karya seseorang yang akan dibawanya ketika meninggal dunia.
Amal shalih yang akan menentukan nasibnya di Akhirat.

Keluarga, kerabat, sahabat, dan anak pulang kembali ke rumah.
Harta yang banyak, istana yang megah, kendaraan yang mewah, dan pemandangan yang menawan juga kembali ke tempat semula, bahkan terkadang menjadi penyesalan dan ratapan bagi pemiliknya.

Dalam sebuah hadits Rasulullah ﷺ bersabda (yang artinya),
‘‘Sesungguhnya, amal yang shalih akan datang kepada pemiliknya di dalam kubur dalam wujud seorang laki-laki berwajah tampan, berpakaian bagus, dan berbau harum. Lalu, laki-laki itu berkata, ‘Bergembiralah dengan apa yang menyenangkan hatimu!’ Si mayit bertanya: ‘Siapa kamu? Karena wajahmu adalah wajah yang datang dengan kebaikan!’ Laki-laki itu menjawab, ‘Aku adalah amalmu yang shalih.’ Sedangkan amal yang buruk akan datang kepada pemiliknya di dalam kubur dalam wujud seorang laki-laki berwajah jelek, berpakaian jelek, dan berbau busuk. Lalu, laki-laki itu berkata, ‘Bergembiralah dengan apa yang menyakitkan hatimu!’ Si mayit bertanya, ‘Siapa kamu? Karena wajahmu adalah wajah yang datang dengan keburukan!’ Laki-laki itu menjawab, ‘Aku adalah amalmu yang buruk.’’’

Mana perhatian manusia terhadap pelajaran ini?

Siapapun yang mencermati realita mayoritas umat Islam, maka ia akan kembali dengan hati yang luka dan jiwa yang sedih.
Karena, melihat amal yang buruk bertumpuk dan menyebar luas di tengah masyarakat muslim.

Ada beragam bentuk syirik dan bid’ah.
Ada dosa-dosa besar dan kemaksiatan yang dilakukan oleh orang-orang yang mengaku muslim.
Ada pembunuhan, perzinaan, praktik riba, pencurian, kesewenang-wenangan, minuman keras, narkoba, mengabaikan shalat Jumat dan shalat jamaah, asyik dengan aktivitas-aktivitas yang melalaikan dan membuat terlena.
Ada pamer kecantikan dan aurat, kurangnya rasa malu, pamer perhiasan, dan pergaulan bebas.
Semuanya ada di tengah-tengah kaum muslimin dan muslimat.

Bertakwalah kepada Allah dan kerjakanlah amal yang shalih, karena Allah telah menganjurkan kepada kita untuk mengerjakan amal shalih dengan beragam uslub (gaya bahasa).

Ada yang menggunakan uslub perintah langsung.
Ada yang menyebutkan balasan yang akan diterima pelakunya di akhirat dan kondisinya di dunia.
Ada yang mengaitkannya dengan ganjarannya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَمَاتُجْزَوْنَ إِلاَّ مَاكُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Dan kamu tidak diberi pembalasan melainkan terhadap kejahatan yang telah kamu kerjakan, (QS. As-Shaaffat: 39).

Ada yang menyebutkan bahwa Allah ﷻ melihat amal perbuatan kita, seperti pada firman-Nya,
إِنِّي بِمَاتَعْمَلُونَ عَلِيمٌ
Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Mu’minuun: 51).

Ada yang menyebutkan bahwa Allah ﷻ menugaskan para malaikat untuk mencatat amal perbuatan kita.
Ada yang menyebutkan, bahwa kita akan menghadap kepada Allah, lalu kita akan menjumpai amal perbuatan kita pada hari kiamat; kita akan melihat dan membacanya.
وَكُلُّ إِنسَانٍ أَلْزَمْنَاهُ طَائِرَهُ فِي عُنُقِهِ وَنُخْرِجُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كِتَابًا يَلْقَاهُ مَنشُورًا اقْرَأْ كِتَابَكَ كَفَى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيبًا
Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka. “Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisap terhadapmu.” (QS. Al-Isra’: 13-14).

Dan ada yang memberitahukan kepada kita bahwa amal perbuatan manusia itu adakalanya menguntungkan dirinya dan adakalanya merugikan dirinya.
مَّنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَآءَ فَعَلَيْهَا
Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh, maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa yang berbuat jahat maka (dosanya) atas dirinya sendiri. (QS. Fushhilat: 46).

Masih banyak lagi uslub-uslub lain yang bertebaran di dalam Al Qur’an yang dapat dilihat dengan mudah oleh orang yang mau merenungkan ayat-ayat Al Qur’an.

Anda harus membekali diri dengan amal shalih sepanjang masih punya waktu dan kesempatan.
Waspadalah terhadap hal-hal yang bisa menghalangi Anda dari amal yang bermanfaat, seperti; nafsu yang menyuruh berbuat jahat, bisikan setan terkutuk dan kawan-kawannya dari bangsa jin dan manusia, hawa nafsu, syubhat, dan angan-angan mereka, serta dunia yang hina dan kesenangannya.

Bertobatlah kepada Allah dengan tobat nasuha, teruslah beramal shalih dan jangan sekali-kali mundur setelah maju, juga jangan pernah lalai setelah patuh.
وَلاَتَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللهَ فَأَنسَاهُمْ أَنفُسَهُمْ أُوْلَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik. (QS. Al-Hasyr: 19).

أقول قولي هذا وأستغفر الله لي و لكم ولجميع المسلمين, فا ستغفروه أنّه هو الغفور الرحيم

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar