Butuh Bekal Ke Kampung Akhirat
Oleh Ust. Muhammad Abduh Tuasikal, MSc حفظه الله تعالى
INNALILLAHI WA INNA ILAIHI ROJI’UN
Cobalah ambil pelajaran dari perkataan Al-Fudhail bin ‘Iyadh. Beliau pernah mengatakan pada seseorang,
كَمْ أَتَتْ عَلَيْكَ ؟
“Berapa umur yang telah kau lewati?”
Ia menjawab,
سِتُّوْنَ سَنَةً
“Enam puluh tahun.”
Fudhail menyatakan,
فَأَنْتَ مُنْذُ سِتِّيْنَ سَنَةً تَسِيْرُ إِلَى رَبِّكَ يُوشِكُ أَنْ تَبلُغَ
“Selama 60 tahun ini engkau sedang berjalan menuju Rabbmu dan sebentar lagi engkau akan sampai.”
Orang itu menjawab,
إِنّا للهِ وَإنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ
“Segala sesuatu milik Allah dan akan kembali pada Allah.”
Fudhail balik bertanya,
أَتَعْرِفُ تَفْسِيْرَهُ
“Apa engkau tahu arti kalimat yang engkau ucapkan tersebut?”
Fudhail lantas melanjutkan, harusnya engkau katakan pula,
أَنَا للهِ عَبْدٌ وَإِلَيْهِ رَاجِعٌ ، فَمَنْ عَلِمَ أَنَّهُ للهِ عَبْدٌ ، وَأَنَّهُ إِلَيْهِ رَاجِعٌ ، فَلْيَعْلَمْ أَنَّهُ مَوْقُوْفٌ ، وَمَنْ عَلِمَ أَنَّهُ مَوْقُوْفٌ ، فَلْيَعْلَمْ أَنَّهُ مَسْؤُوْلٌ ، وَمَنْ عَلِمَ أَنَّهُ مَسْؤُوْلٌ ، فَلْيُعِدَّ لِلسُّؤَالِ جَوَاباً
“Sesungguhnya aku adalah hamba di sisi Allah dan akan kembali pada-Nya. Siapa saja yang mengetahui Allah itu memiliki hamba dan akan kembali pada-Nya, maka tentu ia tahu bahwa hidupnya akan berakhir. Kalau tahu hidupnya akan berakhir, tentu ia tahu bahwa ia akan ditanya. Kalau ia tahu akan ditanya, maka ia tentu akan mempersiapkan jawaban dari pertanyaan yang ada.”
Orang itu bertanya pada Fudhail,
فَمَا الحِيْلَةُ ؟
“Adakah alasan yang bisa dibuat-buat untuk melepaskan diri?”
Fudhail menjawab,
يَسِيْرَةٌ
“Itu mudah.”
Ia balik bertanya,
مَا هِيَ ؟
“Apa itu?”
Fudhail menjawab,
تُحْسِنُ فِيْمَا بَقِيَ يُغْفَرُ لَكَ مَا مَضَى فَإِنّكَ إِنْ أَسَأْتَ فِيْمَا بَقِيَ ، أُخِذْتَ بِمَا مَضَى وَبِمَا بَقِيَ
“Hendaklah beramal baik di sisa umur yang ada, maka akan diampuni kesalah-kesalahanmu yang terdahulu. Karena jika engkau masih berbuat jelek di sisa umurmu, engkau akan disiksa karena kesalahanmu yang dulu dan sisa umurmu yang ada.” (Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2: 383)