Bersyukur Lagi..
By Ust. Umar Faqihuddin SPdI
Begitu berhajat manusia akan rezeki. Diperjuangkan setiap hari. Tak jarang karenanya menghinakan diri. Yang penting rezeki bisa digapai.
Masalahnya sebutan rezeki, seringnya salah dipahami. Hanya sebatas uang ataupun gaji. Atau sesuatu yang bersifat bendawi. Hingga proses mensyukuri. Dengan rezeki ini saja, terbatasi.
Orang tua yang masih dimiliki. Keluarga yang membersamai. Hingga kebahagiaan menyertai. Terlewat dihitung rezeki.
Mendengar ilmu setiap pagi. Seminggu sekali hadir dimajlis ilmu buat ngaji. Ketemu para guru yang menginspirasi. Sahabat yang memotivasi. Lupa dicatat sebagai rezeki.
Seluruh badan berfungsi. Beraktifitas tanpa ada kendala yang merintangi. Makan minum tanpa pantangan yang menghalangi. Nggak terasa di sebut rezeki.
Apalagi, ibadah dan hidayah yang menghidupi. Badan, pikiran, perasaan dan hati. Salat, zakat, puasa, do’a dan dzikir yang mengikuti. Lebih nggak diprediksi sebagai bagian rezeki.
Nikmat dan rezeki yang kurang disyukuri. Menjadi berkurang berpotensi. Bahkan hilang hingga harus dicari lagi. Kalau tidak merugi. Kadang sedih diratapi.
Semoga kita dipandaikan dalam mensyukuri. Nikmat materi maupun yang tak disadari.