Hakikat Jalan yang Lurus

banner 400x400

HAJINEWS.ID – Jalan yang lurus adalah jalan yang ditempuh para Nabi dan Rasul. Allah Ta’ala memerintahkan kepada Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wasallam () untuk menyeru kepada umatnya, sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an surat Yusuf [12] ayat 108:

قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي ۖ

Bacaan Lainnya
banner 400x400

“Inilah jalanku! Aku dan oraang-orang yang mengikutiku mengajak (kalian) kepada Allah dengan yakin…”

Sebelumnya, pada ayat 103 (Surat Yusuf [12]), Allah Ta’ala telah mengingatkan Muhammad bahwa tak akan banyak orang-orang yang akan mengikuti jalan ini, yakni jalan yang lurus.

وَمَآ أَكْثَرُ ٱلنَّاسِ وَلَوْ حَرَصْتَ بِمُؤْمِنِينَ

“Dan kebanyakan manusia tidak akan beriman walaupun engkau sangat menginginkannya.”

Padahal, dalam ayat 104 dan 105 surat Yusuf [12] tersebut, Allah Ta’ala mengatakan bahwa Rasulullah dan juga seluruh dai yang mengikutinya, tak meminta imbalan apa pun dari seruan yang mereka sampaikan. Di sisi lain, tanda-tanda kebesaran Allah Ta’ala begitu banyak terhampar di langit dan di bumi. Sayangnya, kebanyakan manusia tetap saja lebih suka berpaling.

Lalu, pada ayat 107;

أَفَأَمِنُوا أَنْ تَأْتِيَهُمْ غَاشِيَةٌ مِنْ عَذَابِ اللَّهِ أَوْ تَأْتِيَهُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ

Allah Ta’ala menegaskan dengan firman-Nya, “Apakah mereka merasa aman dari kedatangan siksa Allah yang meliputi mereka, atau kedatangan Kiamat kepada mereka secara mendadak, sedang mereka tidak menyadarinya?”

Demikianlah keadaan manusia. Karena nafsunya, mereka lalai, bahkan buta. Meski diingatkan, mereka tetap ingkar. “Katakanlah (Muhammad),” firman Allah Ta’ala dalam surat Thaha [20] ayat 135 kepada orang-orang yang terus-menerus berada dalam kekafiran:

قُلْ كُلٌّ مُّتَرَبِّصٌ فَتَرَبَّصُوا۟ ۖ فَسَتَعْلَمُونَ مَنْ أَصْحَٰبُ ٱلصِّرَٰطِ ٱلسَّوِىِّ وَمَنِ ٱهْتَدَى

“Masing-masing (kita) menanti, maka nantikanlah oleh kalian! Dan kelak kalian akan mengetahui siapa yang menempuh jalan yang lurus, dan siapa yang telah mendapat petunjuk.”

Dalam surat Al-Furqan [25] ayat 42, Allah Ta’ala juga berfirman, “Dan mereka kelak akan mengetahui di saat mereka melihat azab, siapa yang paling sesat jalannya.”

Petunjuk tentang jalan yang lurus sudah tertulis dalam al-Qur’an. Allah Ta’ala berfirman;

إِنَّ هَٰذَا ٱلْقُرْءَانَ يَهْدِى لِلَّتِى هِىَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ ٱلْمُؤْمِنِينَ ٱلَّذِينَ يَعْمَلُونَ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرً

“Sungguh, al-Qur’an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang mukmin yang mengerjakan kebajikan, bahwa mereka akan mendapat pahala yang besar,” (Al-Isra’ [17]: 9).

Rasulullah sendiri adalah cerminan al-Qur’an. Suatu ketika, Hisyam bin Amir bertanya kepada Aisyah RA tentang akhlak Rasulullah ﷺ. Aisyah RA menjawab, “Akhlak Nabi adalah al-Qur’an,” (Ruiwayat Muslim).

Saat ini Rasulullah sudah lama tak bersama kita lagi. Namun bukan berarti kita tak bisa mengikuti jalan lurus yang beliau tempuh. Kita masih bisa mengikuti jejak beliau dengan cara mengikuti wahyu Ilahi yang tertulis dalam al-Qur’an.

Al-Qur’an adalah mukjizat paling besar yang diturunkan Allah Ta’ala kepada Rasulullah . Al-Qur’an berisi petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa. Allah Ta’ala menjamin tak akan ada keraguan di dalamnya. Isinya akan tetap relevan sampai akhir zaman.

Semoga kita tetap berada di jalan yang lurus, jalan para Nabi dan Rasul, jalan yang tertulis dalam al-Qur’an, jalan yang akan mengantar kita kembali kepada kampung halaman kita, yakni surga.

 

Sumber: Hidayatullah

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *