Hikmah Pagi: UAS Ingatkan Lagi Puasa Muharam Hapus Dosa Setahun

ustadz abdul somad ingatkan puasa muharam
Ustadz Abdul Somad

Jakarta, Hajinews.id,- Ustadz Abdul Somad kembali mengingatkan agar berpuasa di bulan Muharam karena bulan Muharam termasuk bulan bulan suci bersama bulan Dzulkaidah, Dzulhijjah, dan Rajab, yang di dalamnya mendapat keistimewaaan. Salah satunya adalah menghapus dosa setahun yang lalu.

Puasa sunnah di Bulan Muharram sangat baik dilakukan, sebagaimana diperintahkan Allah SWT lewat Nabi Muhammad SAW. Puasa sunnah yang dimaksud adalah Puasa Tasua dan Asyura pada 9-10 Muharram 1442 H.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Pada kalender masehi Puasa Tasua jatuh pada Jumat (28/8/2020) dan Puasa Asyura pada Sabtu (29/8/2020).

Menurut Ustadz Abdul Somad  Puasa Asyura 10 Muharram di mana pada bulan-bulan tersebut Allah SWT memuliakannya dan mengharamkan terjadinya peperangan.

Paling afdhal untuk puasa pada bulan Muharram adalah tiga hari. Mulai dari tanggal 9, 10 dan 11 Muharram. Jika tidak bisa tiga hari, bisa melaksanakan dua hari.

Menurut Ustad Abdul Somad, Rasulullah Nabi Muhammad menegaskan, Puasa di tanggal 10 Muharram merupakan Puasa Asyura yang dilakukan oleh Nabi Musa setelah Firaun ditelan oleh laut.

Bani Israil pun diajak berpuasa atas terbebasnya mereka.

“Nabi Muhammad SAW mengikuti syariat Nabi Musa, yakni melaksanakan Puasa sunnah pada tanggal 9, 10 dan 11 Muharram,” tutur Ustaz Abdul Somad

“Sebagai umatnya, kita wajib mengikuti syariat Nabi Muhammad SAW. Perlu digaris bawahi, bukan mengikuti syariat Nabi Musa, namun Nabi Muhammad. Segala apa yang dikerjakan Rasulullah, kita tiru,” ucapnya.

Menurut UAS, Puasa yang dilakukan pada tanggal tersebut akan menghapus dosa orang tersebut setahun yang lalu.

“Dosa besar dan kecil. Adapun hutang, piutang, harta orang yang termakan tak dapat ditebus Puasa Asyura,” tegasnya.

Rasulullah Saw melaksanakan Puasa Asyura pada 10 muharram.

Saat Rasul hijrah di Madinah, Ia tetap melaksanakannya dan memerintahkan untuk melaksanakannya.

Terdapat sebuah riwayat Rasulullah bertemu dengan sekelompok Yahudi di Madinah.

Rasulullah mendapati mereka sedang menjalankan Puasa pada tanggal 10 muharram.

“Rasulullah bertanya, ‘Puasa apa yang kamu lakukan ini?’

Mereka menjawab, ‘Pada hari ini Allah SWT menyelamatkan Musa dan menenggelamkan Fir’aun. Akhirnya Nabi Musa Puasa pada hari itu sebagai bentuk rasa syukur.’

Mendengar jawaban itu, Rasulullah berkata, ‘Kami lebih berhak atas Puasa Musa daripada kalian.’ Nabi Muhammad SAW kemudian berpuasa dan memerintahkan umat Islam untuk Puasa.” (HR Ibnu Majah)

Puasa Asyura ini juga sebagai ajaran untuk memperingati peristiwa yang terjadi di hari yang sama, 10 muharram.

Pada tanggal 10 muharram, Nabi Musa AS selamat dari kejamnya penguasa Raja Fir’aun.

“Mengingat Asyura, mengenang bagaimana orang-orang sombong, gagah perkasa ketika hidup,” bebernya.

Ustadz Abdul Somad pun mengutarakan kisah dari Nabi Musa AS dan Raja Fir’aun.

“Anak lelaki dia sembelih hidup-hidup dan anak perempuan dia biarkan hidup. Karena bagi dia (red: Raja Fir’aun), anak lelaki itu ancaman,” tegasnya.

Salah satu amaliyah yang dianjurkan dilaksanakan pada Bulan Muharram adalah memperbanyak dzikir kepada Allah SWT seperti sabda Rasulullah SAW :

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ

Artinya adalah, Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada syahrullah (bulan Allah) yaitu Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.

Syekh Mubarak Furi juga kata Ustad Uria menyatakan bahwa Bulan Muharram betul-betul istimewa karena disebut syahrullah yaitu bulan Allah, dengan disandarkan pada lafazh jalalah Allah.

Karena disandarkannya bulan ini pada lafazh jalalah Allah, inilah yang menunjukkan keagungan dan keistimewaannya dan memperbanyak penyebutan asma-Nya.

Menurutnya, salah satu ajaran dari beberapa guru agama yang diamalkannya yaitu menuliskan lafadz basmallah:

بسم الله الرحمن الرحيم

Dimana lafadz ini dituliskan sebanyak 21 kali dalam keadaan suci menghadap kiblat di waktu dhuha pada tanggal 10 muharram.

“Dzikir yang disebut berbagai macam menurut pandangan ulama. Tapi dzikir pada dasarnya adalah membaca Alqur’an, berdoa dan lain sebagainya,” kata Ustadz Uria.

Lalu amaliyah lainnya yaitu melaksanakan puasa, termasuk puasa tasyua dan asyura seperti dikatakan Abu Qotadah Al Anshoriy, berkata,

وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ ». قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

Artinya, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162).

Imam Nawawi rahimahullah kata Ustad Uria juga menyatakan yang dimaksudkan pengampunan dosa di sini adalah dosa kecil sebagaimana beliau menedangkan masalah pengampunan dosa ini dalam pembahasan wudhu.

Namun diharapkan dosa besar pun bisa diperingan dengan amalan tersebut. Jika tidak, amalan tersebut bisa meninggikan derajat seseorang. (dbs).

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar