Dianggap Berbahaya, AS Larang Warganya ke Indonesia

Ilustrasi virus corona yang merebak di Indonesia.(Shutterstock)
banner 400x400

JAKARTA, hajinews.id – Melonjaknya kasus positif COVID-19 di Indonesia yang sudah tembus 200 ribu kasus, membuat pemerintah Amerika Serikat menerbitkan travel advisory atau peringatan perjalanan bagi warganya yang hendak ke Indonesia.

Selain karena kasus COVID-19, dikeluarkannya peringatan tersebut juga terkait kasus terorisme dan bencana alam. “Jangan bepergian ke Indonesia karena COVID-19, terorisme, dan bencana alam,” tulis pemerintah AS, dilansir dari travel.state.gov, Rabu (9/9/2020).

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Pemerintah AS juga meminta warganya untuk membaca informasi mengenai COVID-19 dari Departemen Luar Negeri sebelum merencanakan perjalanan internasional. Dilaporkan bahwa Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS telah mengeluarkan peringatan kesehatan level 3 untuk Indonesia terkait situasi terkini.

“Indonesia telah mencabut perintah tinggal di rumah, dan membuka transportasi dan operasi bisnis mereka. Kunjungi halaman COVID-19 KBRI untuk informasi lebih lanjut tentang COVID-19 di Indonesia,” tulis otoritas AS.

Adapun berdasarkan laporan data pada akun Twitter @BNPB_Indonesia, Rabu (9/9/2020) sore, tercatat ada 3.307 kasus baru, sehingga total kasus virus corona di Indonesia menjadi 203.342 orang. Penyebaran virus corona di Indonesia ini tersebar dalam 34 provinsi di Indonesia.

Lebih lanjut, secara khusus AS juga memperingatkan warganya untuk tidak berkunjung ke Sulawesi Tengah dan Papua karena adanya kerusuhan sipil. Mereka menyebut teroris terus merencanakan kemungkinan serangan di Indonesia.

“Teroris dapat menyerang dengan sedikit atau tanpa peringatan, menargetkan kantor polisi, tempat ibadah, hotel, bar, klub malam, pasar / pusat perbelanjaan, dan restoran,” lanjut pemerintah AS.

Pemerintah AS kemudian juga menyorot soal bencana alam seperti gempa bumi, tsunami atau letusan gunung berapi yang dapat mengakibatkan terganggunya transportasi, infrastruktur, sanitasi, dan ketersediaan pelayanan kesehatan di masa sekarang ini. (rah)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *