Kenikmatan Yang Tiada Terputus

Kenikmatan Yang Tiada Terputus
banner 400x400

Kenikmatan Yang Tiada Terputus

Pastilah hati nurani kita pernah bertanya-tanya, makanan jenis apa yang dihidangkan di jannah, minuman seperti apa pula yang disajikan untuk mereka. Di dunia, memang banyak jenis makanan yang beraneka macam rasanya, namun tidak semua makanan mengundang selera kita. Banyak pula aneka minuman yang bervariasi rasanya, pun begitu tidak semua minuman kita menyukainya. Begitupun dengan buah-buahan dengan berbagai macam jenisnya, pun tidak semua jenis kita menyenanginya. Berbeda halnya dengan jannah, semua yang tersedia hanyalah segala macam dan jenis yang sesuai dengan selera, baik rasa, performa maupun aromanya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

وَفِيهَا مَاتَشْتَهِيهِ اْلأَنفُسُ وَتَلَذُّ اْلأَعْيُنُ

Bacaan Lainnya
banner 400x400

“…di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh jiwa dan sedap (dipandang) mata.” (QS Az Zukhruf 71)

Para penghuni jannah tak lagi terkurangi kenikmatannya saat menyantap hidangan. Tak lagi ada kekenyangan, kekhawatiran datangnya penyakit akibat makanan, dan tak ada pula kerepotan untuk buang air kecil maupun besar. Rasulullah shallalahu alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ أَهْلَ الْجَنَّةِ يَأْكُلُونَ فِيهَا وَيَشْرَبُونَ، وَلَا يَتْفُلُونَ وَلَا يَبُولُونَ وَلَا يَتَغَوَّطُونَ وَلَا يَمْتَخِطُونَ

“Sesungguhnya ahlul jannah mereka makan dan minum di dalamnya, tidak meludah, tidak buang air kecil, tidak buang air besar dan tidak beringus.” (HR Muslim)

Ketika Nabi ditanya, “Lantas jadi apa makanan yang mereka telan?” Beliau menjawab, “Menjadi sendawa, dan keringat yang berbau misk. Mereka diilhami selalu bertasbih dan bertahmid, sebagaimana kalian selalu bernafas.” (HR Muslim)

Tak lengkap jika ada hidangan makanan namun tak disertai minuman. Maka disediakan pula minuman dengan aneka rasa kesegaran dan kelezatannya, dan mereka bebas memilihnya dan kapan pun menghendaki. Ada sungai susu, madu, arak yang tidak memabukkan, ada pula jahe seperti yang banyak disebutkan dalam banyak ayat dan hadits. Di antaranya firman Allah Ta’ala, “Perumpamaan taman surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa, disana ada sungai-sungai yang airnya tidak payau, dan sungi-sungai air susu yang tidak berubah rasanya, dan sungai-sungai khamar yang lezat rasanya (yang tidak memabukkan) bagi peminumnya, dan sungai-sungai madu yang murni. Didalamnya mereka memperoleh segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka.”(QS. Muhammad (15))

Tapi, jangan bayangkan hidangan yang sama namanya dengan apa yang di dunia itu berarti sama dari sisi rasa dan kelezatannya. Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan, “laa yusybihu syai’un mimma fil jannati maa fid dunya illa fil asma’i,” tidak ada yang serupa antara apa yang ada di surga dengan apa yang ada di dunia, selain hanya namanya.” Kenikmatan yang mereka rasakan tak pernah putus, tak ada jeda dan tak akan ada akhirnya. Tak ada istilah bosan atau kelelahan dan mereka juga tak akan dikeluarkan darinya. Allah Ta’ala berfirman, “Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya.” (QS. Al Hijr : 48)

Di manapun mereka singgah, serba nyaman dirasakan, semua elok untuk dipandang, dan tak ada kata membosankan. Berbeda dengan tempat wisata di dunia. Seindah apapun tempat tamasya kita singgah, pasti ada masa bosan dan lelah. Sebutlah pantai yang paling indah, taman yang paling elok, air terjun yang paling fantastis, goa-goa yang unik atau tempat apapun itu, kita tak betah untuk berlama-lama singgah di situ.

Ada masanya bosan dan lelah, atau ingin segera berpindah. Tapi tidak demikian halnya dengan tempat di jannah, tak ada kata bosan dan ingin berpindah,

خَالِدِينَ فِيهَا لَا يَبْغُونَ عَنْهَا حِوَلًا
[الكهف: 108]

“Mereka kekal di dalamnya, dan mereka tidak ingin berpindah darinya.” (QS al-Kahfi: 108)

Mereka tidak mengkhawatirkan lunturnya kenikmatan, berkurangnya kesempurnaan atau ausnya sesuatu yang mereka kenakan, karena semua itu tak berlaku di sana sejak mereka memasuki jannah. Tak ada yang sakit, tak ada gelisah, tak ada baju kumuh, tak ada rumah reot, tak ada usia tua dan bahkan mereka kekal dan tak akan mati selamanya. Rasulullah shallalahu alaihi wasallam bersabda,

مَنْ دَخَلَهَا يَنْعَمُ وَلَا يَبْأَسُ، وَيَخْلُدُ وَلَا يَمُوتُ، لَا تَبْلَى ثِيَابُهُمْ، وَلَا يَفْنَى شَبَابُهُمْ

“Barang siapa yang memasukinya akan mendapatkan kenikmatan yang tidak membosankan, kekal tidak akan mati, pakaiannya tidak akan usang, dan usia muda yang takkan luntur.” (HR Tirmidzi)

Dan masih ada lagi kenikmatan di atas segala yang telah disebutkan sebagai bonusnya, yakni kenikmatan untuk bisa melihat wajah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dari seorang sahabat yang mulia, Shuhaib bin Sinan radhiallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika penghuni surga telah masuk surga, Allah ta’ala berfirman: “Apakah kalian mau tambahan nikmat (dari kenikmatan surga yang telah kalian peroleh)? Bukankah Engkau telah memutihkan wajah-wajah kami? Dan Engkau telah memasukkan kami ke dalam surga dan menyelamatkan kami dari neraka? Kemudian Allah singkap hijab (penutup wajahNya yang mulia), dan mereka mengatakan,

فَمَا أُعْطُوا شَيْئًا أَحَبَّ إِلَيْهِمْ مِنْ النَّظَرِ إِلَى رَبِّهِمْ عَزٌّ

“Tidak ada satu pun kenikmatan yang lebih kami cintai dari memandang wajah Allah Ta’ala.” (HR. Muslim).

Inilah rehat yang sesungguhnya, tak ada jerih payah lagi setelah mereka mendapatkannya. Alangkah tepat ketika Imam Ahmad ditanya, “kapankah kita bisa rejat?” Beliau menjawab, “Saat pertama kali menginjakkan kaki di jannah.” Semoga Allah memasukkan kita ke dalam jannah. (Abu Umar Abdillah)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *