Mencintai Tiada Henti

Mencintai Tiada Henti
banner 400x400

Mencintai Tiada Henti

Menapaktilasi jejak Rasulullah, banyak sekali ilmu yang kita dapatkan. Banyak pelajaran berharga yang kita peroleh.
Banyak sikap baik yang bisa kita teladani. Banyak dan banyak hal yang tak mampu tertuang dalam susunan kata.
Semua ungkapan tak mewakili rasa syukur bila ingat apa yang telah beliau ajarkan. Risalahnya tak lekang oleh waktu, nasihatnya selalu membuat hati meleleh syahdu dan membayangkan kasih sayangnya melahirkan perasaan rindu untuk bertemu.

Adakah kita rindu kepadanya? Rasulullah saja merindukan kita.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Kerinduan Rasulullah terhadap kita, umatnya, secara tegas disampaikan oleh Imam al-Qusyairi dalam kitabnya ar-Risalah. Dia mengutip riwayat dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW pernah bersabda. ”Kapan aku akan bertemu para kekasihku?”

Para sahabat bertanya, ”Bukankah kami adalah para kekasihmu?” Rasulullah menjawab, ”Kalian memang sahabatku, para kekasihku adalah mereka yang tidak pernah melihatku, tetapi mereka percaya kepadaku. Dan kerinduanku kepada mereka lebih besar.” Akankah kita termasuk mereka yang dirindukan Rasulullah?

Ketika kita mengaku mencintai Rasulullah juga merindukannya, bukti apa yang bisa kita tunjukkan sebagai wujud kesetiaan kita kepadanya?
Mari kita bangun rasa cinta, kita bangkitkan rasa rindu, dan kita kuatkan tali kesetiaan kepadanya dengan banyak cara.

1. Seberapa kuat kita ingin bertemu dan menjadi kekasihnya di surga? Berharap kelak kita bertemu di surga firdaus tertinggi dan bercengkerama dengan Rasulullah. Jika sudah demikian bekal terbaik untuk bertemu dengannya adalah memerbanyak amal sehingga kita bisa terlepas dari jurang neraka.

Menemani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di Surga, telah disebutkan dalam riwayat berikut ini. Dari Rabi’ah bin Ka’ab al-Aslami radhiyallahu’anhu, beliau berkata, “Aku pernah bermalam bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu aku menyiapkan air wudhu` dan keperluan beliau. Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadaku, ‘Mintalah sesuatu!’ Maka sayapun menjawab, ‘Aku meminta kepadamu agar memberi petunjuk kepadaku tentang sebab-sebab agar aku bisa menemanimu di Surga’.

Beliau menjawab, ‘Ada lagi selain itu?’. ‘Itu saja cukup ya Rasulullah’, jawabku. Maka Rasulullah bersabda, ‘Jika demikian, bantulah aku atas dirimu (untuk mewujudkan permintaanmu) dengan memperbanyak sujud (dalam shalat)‘” (HR. Muslim, no. 489)

2. Seberapa banyak amalan Sunnah kita lakukan agar terasa dekat dengannya?
“Dan barangsiapa yang menghidupkan sunnahku, maka ia telah mencintaiku. Dan barangsiapa yang telah mencintaiku, maka aku bersamanya di Surga.” (HR. Al-Tirmidzi, al-Marwazi, al-Thabrani, al-Lalika’i, Ibn Baththah dan Ibn Syahin).

Mari kita senantiasa menghidupkan Sunnah yang telah diajarkan oleh Rasulullah dalam keseharian kita.

3. Seberapa sering kita bershalawat untuknya?
Membiasakan shalawat dalam kehidupan niscaya kemudahan akan kita dapatkan. Bukan hanya kemudahan di dunia namun syafaat ketika di akhirat akan kita dapat.

Rasulullah SAW juga bersabda, “Jika orang bershalawat kepadaku, maka malaikat juga akan medoakan keselamatan baginya, untuk itu bershalawatlah, baik sedikit ataupun banyak. “ [HR. Ibnu Majah dan Thabrani].

4. Seberapa besar dorongan untuk meniru akhlaknya?
Akhlak kita cerminan seberapa kuat keimanan kita kepada Allah. Sepak terjang Rasulullah dari bangun tidur hingga tidur bahkan cara tidurnya pun kita harus contoh karena penuh kebaikan dan manfaat. Bahkan banyak ulama yang mengatakan bahkan akhlak Rasulullah adalah cerminan dari Al Qur’an. Tak satu firman yang terabaikan sehingga ibarat setiap detak jantung Rasulullah yang ada hanya kebaikan. Dan keberadaan Rasulullah hadir di tengah-tengah kita tak lain untuk mengajarkan akhlak mulia kepada kita.

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, :
“Sesungguhnya aku hanya diutus untuk menyempurnakan budi pekerti luhur.” (HR. Bukhari, Abu Daud, dan Hakim)

5. Seberapa dalam mencintai orang yang mencintainya?
Ada Hadis yang berbunyi “Al-mar-u Ma’a man Ahabba” yang artinya seseorang (akan dikumpulkan) bersama orang yang dicintainya. (HR Al-Bukhari dan Imam Muslim).

Semoga rasa cinta yang hadir pada hati kita dan diiringi oleh amal shalih kita akan memantaskan untuk jadi kekasihnya. Shali ‘ala Muhammad.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *