DUNIA MAKIN KITA JAUHI

DUNIA MAKIN KITA JAUHI
foto : unsplash (world)

Saudaraku,
Hajinews – Manusia hanyalah pengendara di atas punggung usianya. Digulung hari demi hari, bulan, dan tahun tanpa terasa. Nafas kita terus berjalan seiring jalannya waktu, setia menuntun kita ke pintu kematian…

Sebenarnya dunialah yang makin kita jauhi dan liang kuburlah yang makin kita dekati. Satu hari berlalu, berarti satu hari pula berkurang umur kita…

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Saudaraku,
Umur kita yang tersisa di hari ini sungguh tak ternilai harganya. Bila tanpa ketaatan sebab esok hari belum tentu jadi bagian dari diri kita…

Karena itu,
jika hari berlalu tapi tiada Kebaikan dan Kebajikan yang kita lakukan maka akan keringlah batin kita…

Jangan tertipu dengan usia muda, karena syarat untuk mati tidaklah harus tua…

Jangan terperdaya dengan badan sehat, karena syarat untuk mati tidak pula harus sakit…

Teruslah senantiasa berbuat baik dan berkata yang baik. Walau tak banyak orang yang mengenalimu, tapi kebaikan dan kebajikan yang kita lakukanlah yang akan menuntun kita pada kebahagiaan, dan akan dikenang oleh mereka yang kita tinggalkan…

Ada suatu syair Arab yang patut untuk kita renungkan,

“الحياة مثل البصل .. قشرة تحت قشرة ولا شيء في النهاية الا الدموع ..”

“Kehidupan itu seperti bawang merah, kulit demi kulit, akhirnya tak ada isi, kecuali air mata.”

Saudaraku,
Syukuri segala yang pernah singgah dalam kehidupan kita dan ihlaskan segala yang saat ini telah pergi meninggalkan kita…

Sahabat Nabi yang mulia, Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu pernah memberi nasihat yang menyentuh hati,

إنكم في ممر من الليل والنهار، في آجال منقوصة، و أعمال محفوظة، والموت يأتي بغتة، فمن زرع خيرا فيوشك أن يحصد رغبة، ومن زرع شرا فيوشك أن يحصد ندامة، ولكل زارع مثل ما زرع، لا يسبق بطيء بحظه، ولا يدرك حريص ما لم يقدر له، فإن أعطي خيرا فالله أعطاه

“Sesungguhnya kalian berada di tengah perjalanan malam dan siang.

Dalam umur yang terus berkurang, dan dalam berbagai amalan yang selalu dijaga catatannya (yakni, tersimpan dalam catatan amal). Sedangkan kematian itu akan datang secara tiba-tiba.

Barangsiapa menanam kebaikan, niscaya dia akan memetik kebahagiaan.

Dan barangsiapa menanam kejelekan, niscaya dia akan menuai penyesalan.

Setiap orang yang menanam, dia akan mendapatkan sesuai dengan apa yang dia tanam.

Orang yang berlambat-lambat, dia tidak akan bersegera mendapatkan bagiannya. Dan orang yang rakus, dia tidak akan mendapatkan apa yang tidak ditetapkan baginya.

Barangsiapa yang dikaruniai kebaikan, maka Allah-lah yang memberinya.

Dan barangsiapa yang dijaga dari kejelekan, maka Allah-lah yang menjaganya.”

(Shifatus Shafah, 1/408-409)

Saudaraku,
Hendaknya kita senantiasa menyadari, bahwa setiap saat kematian itu akan datang! Karena sesungguhnya, setiap yang bernyawa, pasti akan merasakan kematian…(lihat QS. Al-Anbiya’ : 35, QS. Al-Ankabut : 57 dan QS. Ali Imran : 185)

Dan ketahuilah pula, bahwa sifat dari kematian itu adalah dia akan datang secara tiba-tiba/mendadak. Jika dia sudah datang, tidak bisa ditunda/diakhirkan barang sesaatpun, dan tidak pula bisa dipercepat. (lihat QS. Yunus : 49, QS. Al-Jum’ah : 6 dan QS. Al-Munafiqun : 10-11)

Saudaraku,
Banyak kematian datang secara mendadak, yakni tanpa didahului adanya tanda-tandanya, seperti sakit dan sebagainya. Sehingga terkadang orang yang mengalami kematian itu tidak sempat untuk berobat dan bertaubat…

Dan banyaknya orang yang mengalami kematian mendadak ini, termasuk salah satu tanda dekatnya hari kiamat, sebagaimana dalam hadits Anas bin Malik radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

إن من أمارات الساعة… أن يظهر موت الفجأة…

“Sesungguhnya di antara tanda-tanda (dekatnya) hari kiamat adalah banyaknya terjadi kematian tiba-tiba/mendadak…”

(HR. Ath-Thabrani dalam As -Shaghir dan Al-Ausath, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah dalam Shahih Al-Jami’us Shaghir 5/214, no. 5775)

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى

“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu Petunjuk, Ketakwaan, ‘Iffah (penjagaan diri dari hal yang tidak diperbolehkan), dan Kecukupan.”

(Diriwayatkan oleh Muslim dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam)

Semoga Allah Azza wa Jalla senantiasa mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah untuk senantiasa meraih takwa, ‘iffah dan berkecukupan atas ridha-Nya…
Aamiin Ya Rabb.

Wallahua’lam bishawab

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *