Vaksin COVID-19 Sinovac, Jangan Ada Dusta Diantara Kita

banner 400x400

Jakarta, hajinews.id – Jumlah kasus COVID-19 baru di China meningkat lebih dari dua kali lipat. Dari 55 kasus sehari

kini meningkat 115 kasus pada Rabu (13/01/2021). Dilansir Reuters, angka tersebut merupakan lonjakan harian tertinggi dalam lima bulan. Komisi Kesehatan Nasional melalui pernyataan menyebutkan bahwa 107 kasus di antaranya ditularkan secara lokal.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Disaat kasus corona terus melonjak, muncul banyak keraguan soal vaksin China, apakah vaksin ini efektif dan akan berhasil menangani covid-19?

Vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech China hanya 50,4 persen efektif dalam mencegah infeksi gejala, menurut uji coba terbaru di Brasil.

Ini adalah berita yang mungkin tidak ingin didengar oleh Presiden Joko Widodo yang rabu kemarin (13/1) menerima dosis pertama vaksin CoronaVac China.

Persentase efektivitas Vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech China yang hanya 50,4 persen hampir tidak mencukupi batas untuk persetujuan dan jauh di bawah tingkat yang diumumkan minggu lalu.

Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat dari PDIP Ribka Tjiptaning berpendapat bisa saja cairan yang disuntikkan kepada Presiden Joko Widodo dan sejumlah tokoh lainnya pada Rabu (13/1/2021) bukan vaksin buatan Sinovac. Dugaan itu dilontarkan Ribka dalam Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat Lanjutan Komisi IX DPR RI bersama dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito dan Direktur Utama PT. Biofarma Honesti Basyir pada Rabu (13/1/2021).

“Bisa saja itu bukan Sinovac yang dikasih kan kita enggak tahu semuanya, jangan ada dusta di antara kita,” kata Ribka.

Sementara, Rocky Gerung mengatakan, proses vaksinasi membuat banyak orang ragu, tindakan Jokowi sejak awal tidak bisa menghasilkan dukungan publik. BPOM dipaksa mengiyakan kemauan Presiden Jokowi sehingga menambah catatan buruk pemerintahan sekarang.

“Mestinya peristiwa ini (vaksinasi Covid-19) bersejarah. Tetapi sejarah Presiden Jokowi justru sudah dilupakan orang karena terlalu banyak sejarah yang dibuat mengada-ada, besok pagi orang akan nyinyir,” kata Rocky Gerung seperti dikutip hajinews.id dari tayangan video berjudul “RIBUT-RIBUT VAKSIN PDIP MBALELO KE JOKOWI”, Rabu (13/1/2021).

Indonesia menjadi negara pertama di luar China yang meloloskan vaksin COVID-19. Vaksin Virus Corona buatan Sinovac itu mendapat izin penggunaan darurat dari BPOM pada Senin (12/1/2021).Kepala BPOM Penny Lukito menjamin vaksin ini tidak mengandung bahan berbahaya.

“Hasil efikasi vaksin sebesar 65,3 persen dari hasil uji klinis di Bandung menunjukkan harapan vaksin ini dapat menurunkan kejadian penyakit COVID-19 hingga 65,3 persen,” ujar Kepala BPOM RI Penny Lukito, Senin (11/1/2021).

Sebelumnya, Turki dan Brasil juga sudah merilis hasil uji klinis tahap III vaksin Sinovac di negara mereka. Namun, mereka belum memberi izin Sinovac.

Di beberapa negara, vaksin China dipandang dengan kecurigaan. Presiden Brasil Jair Bolsonaro telah berulang kali menebar keraguan tentang keefektifan kandidat vaksin perusahaan China Sinovac tanpa mengutip bukti apa pun, dan mengatakan orang Brasil tidak akan digunakan sebagai “kelinci percobaan”.

Meski begitu, banyak ahli memuji kemampuan vaksin China. “Studi ini tampaknya dilakukan dengan baik,” kata Kepala imunologi dan penyakit menular di sekolah kedokteran Universitas Sydney, Jamie Triccas, merujuk pada hasil uji klinis yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah.

Melansir, AFP Pemerintah China saat ini menjalankan diplomasi vaksin corona kepada negara-negara miskin yang kesusahan mendapatkan vaksin corona. China akan memberikan vaksin corona ke negara lain secara gratis asal negara tersebut memenuhi keinginan china.

“Tidak diragukan lagi China sedang mepraktikan diplomasi vaksin dalam upaya memperbaiki citranya yang ternoda,” kata Huang Yanzhong, seorang rekan senior untuk kesehatan global di Council on Foreign Relations (CFR), kepada AFP.

Menurut Huang dari CFR bahwa langkah Presiden Xi Jinping untuk menawarkan vaksin China di seluruh dunia sebagai “barang publik” juga memungkinkan Beijing untuk membentuk citra dirinya sendiri sebagai pemimpin dalam kesehatan global. (Sitha/dbs).

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *