Cara Berbakti Kepada Orang Tua yang Telah Meninggal

Hajinews.id – Setiap anak wajib untuk berbakti kepada kedua orangtuanya semasa hidup di dunia, karena bakti terhadap orang tua merupakan bakti terhadap Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Namun, apabila orang tua sudah meninggal dunia, apakah bakti seorang anak berhenti sampai disitu?

Dalam hal ini, Rasulullah SAW, menjelaskan bagaimana cara berbakti kepada orang tua yang telah meninggal. Dikisahkan, telah datang seorang lelaki untuk bertanya, “wahai Rasulullah, masihkah tersisa kesempatan bagi saya untuk berakti kepada orang tua saya yang telah meninggal dunia?”.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Rasulullah SAW menjawab, “Benar, yaitu berupa ibadah, shalawat, dan istighfar untuk keduanya, melaksanakan silaturahmi yang tidak terwujud kecuali karena usaha keduanya, dan memuliakan sahabat-sahabatnya”. (HR. Abu Daud).

Dikutip hajinews dari mantrasukabumi.com dan Kitab Asbabul Wurud, yang disarikan dari Kitab Al bayan Wat Ta’rif fi Asbabul Wurud Al Hadits Asy Syarif, tanggal 10 Januari 2021.

Diriwayatkan oleh Muslim dari Ibnu Umar, yang menceritakan kejadian yang dialaminya ketika dalam perjalanan menuju Mekkah.

Ibnu Umar mengendarai seekor himar dan memakai sorban yang diikatkan di kepalanya. Ketika dalam perjalanan itu dia bersama beberapa sahabatnya.

Ia berpapasan dengan seorang Arab dusun yang mengenalinya. Lalu Ibnu Umar memberikan kepada si Arab dusun itu himar dan sorban yang dimilikinya.

Atas kejadian yang mengagumkan itu, sahabat berkata, “Semoga Allah mengampunimu. Engkau berikan kepadanya himar yang menjadi kendaraanmu yang engkau senangi dan sorban yang engkau iketkan dikepalamu”.

Ibnu Umar menjawab, sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa sallam besabda.

“Sesungguhnya bebuat baik yang paling utama ialah, seseorang menghubungkan silaturahmi dengan keluarga yang dicintai bapaknya, setelah bapaknya terssebut meninggal dunia”. (HR. Imam Ahmad, Muslim, Abu Daud dan Thurmudzi dari Ibnu Umar RA).

Ibnu Umar memberikan himar dan sorbannya kepada orang Arab dusun itu, karena ia tahu bahwa orang tersebut adalah seorang yang disenangi ayahnya (Umar bin Khatab).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *