Faiz, Mahasiswa Yang Ingin Mati Syahid

Faiz, Mahasiswa Yang Ingin Mati Syahid
Faiz Ahmad Syukur
banner 400x400

Faiz tidak pernah tinggalkan salat karena ia rukun Islam kedua. salat pula yang pertama dihisab di akhirat. Faiz, karena muslim maka dia seorang warga negara yang baik. Sila pertama Pancasila dan pasal 29 ayat 1 dan 2 UUD 45 memerintahkan dia untuk menjadi seorang muslim yang saleh. Sebab, Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila pertama menunjukkan bahwa, Indonesia, negara agama. Indonesia bukan negara sekuler, kapitalis, atau komunis. Hal ini ditegaskan kembali dalam UUD 45 pasal 29 ayat 1: “Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Masa Esa.”

Aplikasinya, setiap warga negara hanya mengesakan-Nya dalam segala bentuk kegiatan, baik yang bersifat vertikal maupun horizontal.  Pasal 29 ayat 2 menyebutkan: “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.” Rumusan UUD 45 ini menunjukkan bahwa, umat Islam yang pancasilais adalah yang rajin salat , shaum Ramadhan, mengeluarkan zakat, dan jika mampu, berhaji ke Makah. Umat Nasrani rajin ke gereja. Umat Yahudi, ke sinagok. Jadi, salat versi protokol kesehatan yang ada, tidak pancasilais. Sebab, salatnya tidak mengikuti SOP Nabi Muhammad sebagai diperintahkan ayat 2 pasal 29 UUD 45 tersebut. Presiden, Wakil Presiden, Menteri, kepala daerah, anggota legislative dan yudikatif perlu belajar lagi tentang Pancasila.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Syuhada, Penjual Batu Akik

Syuhada, posturnya ramping dan jangkung. Beliau sehari-hari menjual batu akik. Syuhada, ketika ‘booming’, berhasil menjual salah satu batu akiknya dengan harga delapan jutaan rupiah (2013). Namun, adat bisnis, batu akiknya pernah dibeli dengan harga hanya seratus ribu rupiah. Pandemi virus China saat ini, jangankan beli batu akik, guna makan sehari-hari saja, rakyat “kelimpungan.”  Dampaknya, Syuhada sukar menawarkan barang dagangannya.  Namun, beliau tidak mau berimprovisasi seperti yang dilakukan pejabat negara. Mantan Mensos misalnya, mampu berimprovisasi dengan cara menyunat sepuluh ribu rupiah dari paket Bansos yang seharga tiga ratus ribu rupiah. Jumlah paket Bansos cukup banyak sehingga Wakil Bendahara PDIP ini meraup 17 milyar rupiah. Apalagi, Kemensos memeroleh alokasi Rp. 127,2 trilyun rupiah dari dana program perlindungan sosial sebesar Rp. 204.9 trilyun. Tempo pekan lalu mengekpos anggota DPR yang terlibat kasus dana Bansos di Kementerian Sosial tersebut. Tantangan menggiurkan bagi KPK.

Syuhada juga tidak bisa berimprosisasi dengan memproduk alat membuka dan menutup lift yang ada di bandara atau beberapa hotel besar. Apalagi memproduk masker, penutup wajah plastik, dan pencuci tangan. Mungkin menurut Syuhada, cuci tangan dengan sabun setiap mengambil wudu’ sesuai sunnah Nabi Muhammad, mampu melindungi dirinya dari terpapar virus China. Isterinya mengenakan cadar jadi tidak perlu berhubungan dengan 9 naga yang memproduk penutup wajah dari plastik. Mungkin juga Syuhada belajar dari pemulung dan gelandangan di trotoar atau jembatan yang tidak pernah masuk rumah sakit, baik oleh virus China maupun penyakit yang biasa menyerang para pejabat dan orang kota.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *