Emak-emak Bersatu Tutup Kafe Remang-remang Sarang Maksiat

(Ilustrasi ist)

Hajinews — The Power of Emak-emak lebih mengerikan jika sudah bersatu. Peristiwa tersebut terbukti ketika emak-emak bersama warga Sumber Karya Kecamatan Binjai Timur dan warga Desa Serba Jadi II, nekat tutup kafe remang-remang yang dianggap jadi sarang maksiat.

Mereka kompak menggeruduk kafe remang-remang di perbatasan Binjai-Sunggal Deliserdang, Sumatera Utara. Pasalnya, warga, terutama para emak-emak merasa sudah lama terganggu dengan aktivitas hiburan malam di kafe tersebut.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Terlebih, disinyalir kafe tersebut juga jadi tempat prostitusi yang melibatkan sejumlah wanita penghibur dan minuman beralkohol.

Lantaran sudah geram, Rabu (3/2/2021) tengah malam, puluhan warga setempat mendatangi lokasi hiburan malam tersebut.

Kaum emak-emak yang turut dalam aksi ini membubarkan aktivitas sekaligus berniat menutup paksa lokasi hiburan malam itu, sebagaimana dilansir Repelita, Kamis (4/2/2021).

Nur, warga yang turut datang ke lokasi mengatakan, bahwa aksi ini bukan kali pertama. Kata dia, warga sudah belasan kali menggeruduk lokasi kafe hiburan malam tersebut namun pemilik tak juga jera membuka kegiatannya yang telah ditolak warga.

Padahal warga sudah menyampaikan peringatan, mulai dari cara baik-baik untuk saling menghargai sampai cara tegas hendak menutup paksa lokasi kafe hiburan malam.

“Kami minta agar pemilik hiburan karaoke segera menutup usahanya, karena sudah sangat meresahkan warga. Mereka gak ingat waktu jam istirahat, tetap hidup musik keras-keras sampai pagi,” tegasnya.

Lokasi kafe hiburan malam ini berada di jalan lingkar Megawati-Tandam. Biasanya kerap didatangi para lelaki hidung belang untuk bersenang-senang menikmati minuman beralkohol sembari dipandu wanita-wanita penghibur.

“Kami gak tahu lagi lah kalau massa sudah ngamuk, sudah berulang kali kami ingatkan supaya jangan karaokean sampai pagi. Kami sangat terganggu, kami mau itu ditutup selamanya. Kami gak terima di kampung kami ada tempat maksiat,” kata Nur.

“Kalian ini hidup musik sampai azan subuh, itu pun sedang ada orang sedang berduka meninggal dunia. Kalian malah nyanyi-nyanyi sampai pagi. Kalau mau cari nafkah kek gini jangan di kampung kami,” kata pria paruh baya dari kerumunan warga.

Kanit Reskrim Polsek Binjai Timur, Ipda H Sibuea mengatakan akan segera memastikan wilayah hukum keberadaan kafe remang-remang tersebut.

Selama ini, kata dia, kepolisian belum ada menerima pengaduan dari masyarakat setempat.

“Kejadiannya tepatnya yang di mana itu? Kalau di Megawati, kami belum ada menerima dumas (pengaduan masyarakat) selama ini, tapi pasti segera akan saya selidiki keberadaannya ya. Coba kirim alamat pas kafe itu,” katanya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *