Pertama Kalinya dalam Sejarah, Gunung Merapi Miliki 2 Kubah Lava

Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Pakem, Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (23/1). Foto: Hendra Nurdiyansyah/ANTARA FOTO

Hajinews — Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengkonfirmasi bahwa untuk pertama kalinya Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan DIY kini memiliki dua kubah lava. Kedua kubah lava tersebut masing-masing berada di lereng sisi barat daya yaitu di Lava 1997 dan tengah kawah.

Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengungkapkan adanya dua kubah lava ini pertama kali dalam sejarah.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

“Iya sekarang ada dua kubah lava yang di lereng Merapi yang mengarah barat daya (di Lava 1997) dan di tengah kubah lava,” kata Hanik saat Zoom sebagaimana laporan Kumparan, Jumat (5/2).

“Baru kali ini dalam sejarah Gunung Merapi mempunyai dua kubah lava,” katanya.

Kubah lava di sisi barat teramati pertama kali pada 4 Januari saat fase erupsi Merapi dimulai. Sementara untuk kubah lava yang di tengah kawah teramati 4 Februari kemarin.

“Kita lihat adanya pertumbuhan kubah lava yang ada di tengah, per tanggal 4 Februari mulai kelihatan. Kita duga adanya kubah lava yang di tengah tumbuh,” katanya.

Pertumbuhan kubah lava yang di tengah kawah masih lambat. Dengan demikian BPPTKG, memperkirakan potensi bahayanya kubah lava tersebut belum signifikan.

“Untuk di tengahnya (kubah lava yang di tengah kawah) sendiri kami mencoba ambil drone tapi gagal tertutup kabut. Namun secara potensi bahaya belum signifikan. Kubah lava masih belum terlalu besar. Pertumbuhannya juga sangat lambat kalau kita hitung dari awal Januari sampai saat ini,” paparnya.

Meski ada dua kubah lava, Hanik menjelaskan kedua kubah lava ini masih dalam satu area dan satu jalur magma. Sehingga tidak membentuk dua kepundan.

“Masih satu jalur dengan yang sudah ada (sisi barat daya). Masih satu area namun titik lemahnya ada dua,” katanya.

Sama seperti kubah lava sebelumnya, kubah lava di tengah kawah itu juga akan dilakukan assesment oleh BPPTKG seperti menghitung pertumbuhan dan volumenya.

“Yang jelas ini nanti kita assesment kita lakukan penilaian bahaya masing-masing (kubah lava) seperti (yang dilakukan pada kubah lava) barat daya,” ujarnya.

Sementara untuk volume kubah lava barat daya terukur sebesar 117.400 meter kubik setelah sebelumnya sempat menurun drastis usai awan panas guguran 27 Januari lalu. Untuk laju pertumbuhan kubah lava sisi barat daya saat ini 12.600 meter kubik per hari.

Hingga saat ini BPPTKG masih menetapkan status Merapi pada tingkat Siaga (Level III).

Rekomendasi potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya. Yaitu meliputi Kali Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer dari puncak Merapi.

Sementara lontaran material vulkanik apabila terjadi letusan eksplosif diperkirakan dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *