Bagaimana Perpustakaan Islam Dari Abad Ke-8 Dapat Melahirkan Ilmu Matematika Modern Dan Mengubah Dunia

Bagaimana Perpustakaan Islam Dari Abad Ke-8 Dapat Melahirkan Ilmu Matematika Modern Dan Mengubah Dunia
ilustrasi : perpustakaan islam
banner 400x400
An ancient sundial on the castle walls of Saint Michael's Mount, Cornwall, England
Keterangan gambar,Angka Romawi, seperti jam matahari yang ada dalam gambar ini perlahan mulai tidak lagi digunakan.

Di Inggris, penunjuk waktu tradisional dengan angka Romawi telah diganti dengan jam digital yang lebih mudah dibaca di dalam kelas karena khawatir para siswa tak mampu lagi mengetahui waktu analog dengan benar.

Di beberapa wilayah di dunia, pemerintah telah menghapus angka Romawi dari tanda-tanda lalu lintas jalan dan dokumen-dokumen resmi, sementara Hollywood telah meniadakan penggunaan angka Romawi ke dalam judul sekuel.

Ajang olahraga The Superbowl yang terkenal telah menghapus penggunaan angka Romawi dalam perayaan ulang tahun ke-50, karena khawatir akan membingungkan para penggemar.

Namun, pergeseran penggunaan angka Romawi secara global ini juga menggarisbawahi perubahan perlahan aspek kehidupan lain yang tak terhitung.

Mungkin yang lebih penting, hilangnya angka Romawi mengungkap politik yang mengatur diskusi yang lebih luas mengenai matematika.

“Pertanyaan mengenai cerita siapakah yang kita ungkapkan, budaya siapa yang mendapat hak istimewa, dan bentuk-bentuk pengetahuan mana yang kita abadikan ke dalam bentuk pembelajaran formal pasti dipengaruhi oleh warisan kolonial Barat kita,” kata Lucy Rycroft-Smith, editor dan peneliti di Fakultas Matematika Cambridge.

Mantan guru matematika, Rycroft-Smith, kini menjadi pemerhati pendidikan matematika terkemuka dan tengah meneliti kurikulum matematika yang berbeda-beda di dunia.

Meskipun Wales, Skotlandia dan Irlandia tidak memasukkan pelajaran mengenai angka Romawi ke dalam sistem belajar mereka, dan kurikulum Amerika Serikat tak memiliki kewajiban tentang pelajaran angka Romawi, akan tetapi Inggris secara eksplisit menyatakan siswa harus mampu membaca angka Romawi hingga 100.

Islam, rumah kebijaksanaan, Khalifah Harun al-Rashid, matematika
Keterangan gambar,Selain menyebarkan pengetahuan mengenai sistem Indo-Arab, Fibonacci dikenal dengan deretan angka yang mengatur dimensi banyak hal, seperti pada desain cangkang nautilus.

Banyak dari kita tidak akan menemukan sesuatu yang istimewa lagi dari angka MMXX (ini adalah 2020 dalam angka Romawi, jika Anda tak menyadarinya).

Kita mungkin secara samar mengenali Fibonacci untuk pola terkenal yang dinamai menurut namanya: Bilangan rekursif yang dimulai dari 1 dan diikuti dengan jumlah dari dua angka sebelumnya.

Bilangan Fibonacci memang luar biasa, muncul dengan frekuensi ajaib di alam raya – di cangkang kerang dan sulur tanaman, di bagian spiral kepala bunga matahari, di kerucut pinus, tanduk binatang, dan susunan daun kuncup pada batang, serta di dunia digital (ilmu kumputer dan pengkodean).

Polanya juga sering masuk ke dalam budaya pop: dalam sastra, film dan seni visual; sebagai nada yang berulang dalam sebuah lirik lagu atau partitur orkestra; bahkan di bidang arsitektur.

Tapi asal usul pengetahuan ilmu matematika milik Leonardo da Pisa adalah sesuatu yang jarang diajarkan di sekolah. Landasan utama pemikirannya bersumber dari perpustakaan yang berdiri hampir seribu tahun yang lalu, pada saat sebagian besar umat Kristen di Barat berada dalam kegelapan intelektual.

Ini adalah kisah yang harus membongkar pandangan Eropa sentris mengenai matematika, menyoroti pencapaian ilmu pengetahuan dunia Islam, dan memperdebatkan pentingnya sejarah angka-angka.

Sumber: bbc

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *