Mutiara Kisah

KH Abdullah Gymnastiar
banner 400x400

Oleh KH Abdullah Gymnastiar

Hajinews – Keyakinan akan kasih sayang dan ampunan Allah Azza wa Jalla membuat seorang ulama besar, Muhammad Idris Syafi’i rahimahullah atau biasa disebut Imam Asy-Syafi’i lebih tegar menghadapi kematian. Padahal, sebelumnya beliau dilanda kecemasan akibat teringat akan kesalahan kesalahan yang pernah diperbuatnya.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Dikisahkan, salah seorang muridnya yang bernama Imam Al-Muzani. menjenguk beliau ketika sakitnya semakin berat. “Apa kabarmu pagi ini wahai guru?” tanyanya. Imam Syafi’i menjawab, “Pagi ini aku akan meninggalkan dunia, akan berpisah dengan saudara-saudara, akan berjumpa dengan segala kejelekan amal, akan meminum gelas kematian, akan menghadap Allah. Tetapi aku tidak tahu, ruhku ini akan berjalan ke surga ataukah terjerumus ke dalam neraka.

Setelah berbincang dan menyampai kan nasihat terakhirnya kepada sang murid, Imam Asy-Syafi’i mengangkat pandangannya ke arah langit seraya menghadirkan susunan ta’bir. Lalu beliau bersyair.

“Kepada-Mu, wahai llah segenap makhluk, wahai Pemilik anugerah dan kebaikan kuangkat harapanku, walaupun aku ini seorang yang bergelimang dosa.

Tatkala hati telah membatu dan sempit segala jalanku kujadikan harapan pengampunan-Mu sebagai tangga bagiku.

Kurasa dosaku teramatlah besar, tetapi tatkala dosa-dosa itu kubandingkan dengan maaf Mu (wahai Rabb ku), ternyata maaf Mu lebihlah besar.

Terus menerus Engkau Maha Pemaaf dosa dan terus menerus Engkau memberi derma dan maaf sebagai nikmat dan pemuliaan.

Andaikata bukan karena-Mu, tidak seorang pun ahli ibadah yang tersesat oleh Iblis bagaimana tidak, sedang dia pernah menyesatkan kesayangan-Mu, Adam.

Kalaulah Engkau memaafkan aku, Engkau telah memaafkan seorang yang congkak, zalim lagi sewenang wenang yang masih terus berbuat dosa.

Andaikata Engkau menyiksaku, tidaklah aku berputus asa, walaupun diriku telah engkau masukkan ke dalam Jahannam lantaran dosaku. Dosaku sangatlah besar, dahulu dan sekarang, namun maaf-Mu wahai Maha Pemaaf lebih tinggi dan lebih besar. “

(Tarikh Ibnu Asakir, Juz 51 hal 430 431. Dikutip dari http:// dzulqarnain net) *

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *