The Truth About Vitamin D

The Truth About Vitamin D
ilustrasi: vitamin D
banner 400x400

Ilmu integrative lain yang diaplikasikan adalah dengan penggunaan Infus Nutrisi vitamin C yang langsung dipelajari dari Bapak Vitamin C dunia, Dr Thomas Levy dari Riordan Clinic, Kansas USA, dalam bentuk sodium ascorbic minimum dosis 30 gram. Ini dulu hanya kita gunakan pada pasien kanker semata. Namun, pandemi saat ini membuat kita harus dihadapkan pada pilihan sekaligus mengejar waktu dalam dua minggu pasien harus sembuh atau meninggal.

Dengan ilmu dosis tinggi vitamin D dan vitamin C ini kita bisa menyembuhkan pasien covid dalam 3 hari hingga 1 minggu saja tanpa penyulit. Lebih dari itu, pasien cukup isoman di rumah, tidak usah berebutan masuk RS yang juga sudah habis kapasitasnya, serta tak perlu ketakutan yang selalu meliputi setiap pasien maupun keluarga.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Banyak dokter takut memberikan dosis tinggi dengan alasan, karena vitamin D ini harus diaktivasi di hati dan ginjal, sehingga konon bisa memicu gagal ginjal. Sebenarnya ini info hoax yang dipercaya sebagian dokter yang kurang memahami dan memiliki pengalaman dalam pengobatan dengan ilmu vitamin D. Ketakutan penggunaan dosis tinggi vitamin D adalah terjadinya hiperkalsemia, atau kelebihan penyerapan kalsium yang mungkin dianggap bisa menyumbat pembuluh darah, karenanya untuk atasi hal ini, pada mereka dengan resiko thrombosis atau pengentalan darah bisa disertai vitamin K2, atau nattokinase dan serrapeptase sebagai anti kekentalan darah alami.
Beberapa individu yang sudah memantain gut microbiome dengan baik dengan mengonsumsi probiotik multistrain (komunitas, atau probiotik siklus) tentu tidak membutuhkan tambahan vitamin K2 atau pengencer darah alami ini.
Tambahan lain yang penting karena biasanya vitamin D rendah pada mereka yang mengalami kekurangan Magnesium, padahal pentinya Magnesium ini merupakan zat yang menjadi penentu utama pada banyak reaksi biokimia pada tubuh kita, termasuk kekurangan magnesium bisa ditemukan pada mereka dengan keluhan suka sakit kepala, pegal linu, diabetes, penyakit jantung, stroke dan bahkan kanker.

Tidak hanya itu saja, dengan menjaga kadar vitamin D dosis tinggi pada semua karyawan, termasuk diri sendiri dan seluruh anggota keluarga, Alhamdulillah saya bisa melakukan praktek selama pandemi tanpa ketakutan, tidak tertular dan menularkan virus kepada orang lain yang kita cintai, termasuk pasien.

Terakhir, vitamin D jangan diharapkan semata diperoleh dari makanan, apalagi dari susu. Sebab, hanya 20% saja vitamin D bisa ditingkatkan dari sumber makanan. Dan juga, jangan hanya mengharapkan vitamin D didapat gratis dari sinar matahari, karena setiap orang ternyata memiliki kadar vitamin D receptor yang berbeda-beda responsnya.

Vitamin D memang bukan vitamin biasa, melainkan sebuah hormon, yang hanya diperlukan sedikit, bisa mempengaruhi banyak hal. Dan reseptor vitamin D terdapat hampir di semua organ, sehingga semua keadaan penyakit komorbid yang kita miliki, hampir pasti diakibatkan oleh kekurangan vitamin D.
Adapun konsumsi vitamin D oral, akan lebih baik penyerapannya jika dikonsumsi bersama lemak yang baik, misalnya virgin coconut oil atau virgin olive oil.

Saat ini kami ada sekitar 400 orang dokter yang tergabung dalam komunitas Functional Medicine Indonesia, telah mengaplikasikan ilmu high dose vitamin D dan vitamin C untuk mengatasi covid-19.
Semoga setiap dokter Indonesia bisa membuka mata dan wawasannya agar bukah hanya untuk pencegahan dan pengobatan covid semata kita membutuhkan vitamin D. Tapi pre dan pasca vaksin kita tetap membutuhkan optimalisasi sistem imun agar innate & adaptive immune system kita berfungsi dengan sempurna.

Terakhir, kita diharap bisa ikut berkontribusi mengakhiri pandemi dengan menjaga tingkat vitamin D semua orang tercinta mendekati 100 ng/mL, melalui pemberian dosis minimal 10.000 iu per hari. Namun, pada saat sakit covid, dibutuhkan vitamin D oral dosis lebih tinggi sekitar 50.000 iu per hari.

Tentunya tulisan ini bertujuan bukan agar semua orang bisa mengobati sendiri sakitnya, tapi carilah Dokter yang bisa meresepkan dosis tinggi vitamin D dan C agar pemulihan akibat covid-19 bisa dimungkinkan lebih mudah dan murah.

Jika kadar vitamin D kita terlalu rendah mendekati batas 30 ng/mL (batas rendah terbawah), mari kita menaikkannya dengan suntikan vitamin D dosis 600.000 iu. Tentu setelah itu, kita harus tetap memaintain konsumsi vitamin D dosis oral minimal 10.000 iu untuk mengurangi lama hari sakit, perawatan, ICU dan bahkan mengurangi kematian.

Vitamin D ternyata banyak mengaktifikan gen antivirus sehingga ia mampu mencegah dan mengobati covid-19 lebih cepat dengan biaya relatif murah, mudah, dan aman.

Semoga kita semua ikut berkontribusi mengakhiri pandemi segera.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *