Berapa Lama Manusia akan Dihisab di Akhirat?

Berapa Lama Manusia akan Dihisab di Akhirat?
ilustrasi: waktu hisab/unsplash
banner 400x400

Hajinews – UMAT manusia pada hari kiamat pasti akan dihisab semuanya tanpa terkecuali. Dari manusia pertama hingga manusia terakhir yang pernah hidup tidak akan luput dari hisab. Ia akan ditanya tentang seluruh perbuatannya yang telah dilakukan olehnya saat di dunia.

Allah SWT berfirman, “Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua tentang apa yang telah mereka lakukan.” Allah juga berfirman, “Maka Sesungguhnya Kami akan menanyai umat-umat yang telah diutus Rasul-rasul kepada mereka dan Sesungguhnya Kami akan menanyai (pula) Rasul-rasul (Kami).”

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Lalu berapa lamakah waktu berlangsungnya manusia dihisab Allah?

Dalam bahasan Syarhus Sunnah, Imam Al-Muzani rahimahullah menjelaskan bahwa hisab Allah ternyata begitu cepat.

“Setelah hancur, manusia dibangkitkan. Dan pada hari kiamat, manusia dikumpulkan di hadapan Rabb-Nya. Di masa penampakan amal manusia dihisab. Dengan dihadirkannya timbangan-timbangan dan ditebarkannya lembaran-lembaran (catatan amal).

Allah menghitung dengan teliti, sedangkan manusia melupakannya. Hal itu terjadi pada hari yang kadarnya di dunia adalah 50 ribu tahun. Kalaulah seandainya bukan Allah sebagai hakimnya niscaya tidak akan bisa, akan tetapi Allahlah yang menetapkan hukum di antara mereka secara adil.

Sehingga lama waktunya (bagi orang beriman) adalah sekadar masa istirahat siang di dunia, dan Allah Yang Paling Cepat Perhitungan Hisabnya. Sebagaimana Allah memulai menciptakan mereka, ada yang sengsara atau bahagia, pada hari itu mereka dikembalikan. Sebagian masuk surga, sebagian masuk neraka.”

Imam Al-Muzani rahimahullah berkata, “Sehingga lama waktunya (bagi orang beriman) adalah sekadar masa istirahat siang di dunia, dan Allah Yang Paling Cepat Perhitungan Hisabnya.”

Maksudnya waktu hisab itu sangat sebentar. Imam Al-Muzani menyebutkan dengan waktu tidur qailulah, yaitu hanya separuh siang.

Allah Ta’ala berfirman,

أُولَٰئِكَ لَهُمْ نَصِيبٌ مِمَّا كَسَبُوا ۚ وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ

“Mereka itulah orang-orang yang mendapat bahagian daripada yang mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” (QS. Al-Baqarah: 202).

Syaikh Dr. Muhammad bin ‘Umar Salim Bazmul menyatakan waktu qailulah adalah menjelang shalat Zhuhur, di mana manusia mengambil rehat saat itu. Waktu tidur qailulah itu sekitar sepertiga atau setengah jam. Sekadar qailulah inilah waktu menghisab seluruh makhluk. Lihat Iidhah Syarh As-Sunnah li Al-Muzani, hlm. 80.

Imam Asy-Syirbini Al-Khatib menyatakan bahwa tidur qailulah adalah tidur sebelum zawal (matahari tergelincir ke barat). Ibaratnya itu seperti sahur bagi orang yang berpuasa. (Al-Mawsu’ah Al-Fiqhiyyah, 34: 130). Berarti tidur siang ini akan semakin menguatkan aktivitas ibadah.

Sumber: islampos

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *