Menghambat Pembangunan, Ketua Umum PP Muhammadiyah Minta Para Pejabat Hentikan Isu-Isu Kontraproduktif

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan

Hajinews – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir menyayangkan belakangan ini bangsa Indonesia sering terjebak oleh isu-isu yang kontraproduktif yang justru menghambat pembangunan manusia dan ekonomi bangsa Indonesia itu sendiri.

Pasalnya, Indonesia menempati urutan ketujuh dalam human development index tingkat ASEAN. Dalam hal ini bangsa Indonesia memiliki potensi yang luar biasa jika etos kerja dan daya saing masyarakat kita terus ditingkatkan.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

“Posisi ini menjadi salah satu tolak ukur kita bahwa kita masih harus berbenah. Indonesia masih harus berpacu dengan bangsa lain agar daya saing kita, khususnya di bidang pendidikan, itu tidak cukup dengan langkah-langkah biasa,” kata Haedar Nashir dalam sambutan prosesi wisuda di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) pada Kamis, 8 April 2021.

Dalam sambutannya Haedar menjelaskan bahwa terobosan dan kreatifitas manusia Indonesia perlu ditingkatkan untuk menunjang mutu human development index tersebut.

Haedar optimis kesadaran politik pemerintah dan kekuatan masyarakat kedepannya akan mampu memajukan mutu pendidikan nasional.

“Program ini membutuhkan kesadaran kolektif kita bersama, di samping kesadaran politik dari pemerintahan, secara khusus bagi kita Muhammadiyah dan kekuatan masyarakat, bagaimana kita mengakselerasi langkah-langkah dan kebijakan pendidikan kita itu agar mampu melakukan lompatan yang lebih dinamis lagi untuk menghadirkan perguruan tinggi kita sebagai pusat keunggulan,” kata Haedar.

Haedar mengatakan ketertinggalan bangsa kita dari bangsa-bangsa lainnya dari segi Iptek dan pendidikan bisa jadi dikarenakan kultur dan nalar komunitas kita masih tidak kompatibel dan irasional, contohnya adalah ketika kita gagap menghadapi pandemi ini

“Bisa jadi kultur kita tidak kompatibel menjadi negara maju, menguasai iptek, dan lain sebagainya, karena boleh jadi nalar kita masih nalar komunalitas, irrasionalitas, termasuk ketika kita menghadapi pandemi,” jelas Haedar.

Menurut Haedar, bangsa kita sudah terlalu jauh membahas hal-hal yang tidak relevan dan kontraproduktif yang konsekuensinya akan terus menimbulkan pro kontra berkepanjangan.

Dikutip dari situs Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tersebut meminta agar para pejabat menghentikan pembahasan yang kontraproduktif.

“Saya pikir sudah saatnyalah berhenti, termasuk para pejabat, selalu melontarkan isu-isu yang kontraproduktif, artifisial, yang akhirnya menimbulkan pro dan kontra terus menerus. Bisa jadi ini karena tidak adanya rancangan proyeksi berbasis keilmuan dan ide-ide besar,” tutup Haedar. (dbs).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *