Zulaikha: Pelopor Tasauf Cinta

Zulaikha: Pelopor Tasauf Cinta
foto/ilustrasi: zulaikha

Kerisauan Amonhatep IV atas mimpinya, mengingatkan salah seorang pelayannya yang bernama Inarus, terhadap Nabi Yusuf. Inarus pernah dipenjara bersama Nabi Yusuf, lalu kembali bekerja di kerajaan setelah bebas. Inarus memberitahu Amonhatep IV tentang kemampuan Nabi Yusuf. Ditengah ketidakmampuan para pendeta dan tukang sihir kuil Amon memecahkan mimpinya, tanpa pikir panjang Raja ini memerintahkan Inarus dan pengawalnya menemui Yusuf di penjara Sawiyah, tempar Yusuf belasan tahun ini dipenjara. Setelah bertemu, Nabi Yusuf dan menyampaikan pesan Raja, Nabi Yusuf berkata kepada utusan Raja itu. Beritahu Baginda Raja, bahwa Mesir akan mengalami 7 tahun masa subur, dimana apapun yang ditanam akan berbuah melimpah, namun setelah itu akan ada masa paceklik selama 7 tahun pula, dimana seluruh negeri akan ditimpa kekeringan, dan wabah yang menyerang tanaman, hingga bahan makan akan berkurang drastis. Demikianlah Yusuf menyampaikan kepada utusan raja itu. Urusan Raja sangat senang dengan tafsir mimpi yang disampaikan Yusuf. Lalu berkata; jika demikian, apa yang mesti dilakukan, bagaimana mengatasi jika tafsir mimpi itu benar adanya. Berkata istri Amonhatep IV, panggil saja tahanan itu (Nabi Yusuf), barangkali dia tahu juga apa yang mesti di kerjakan untuk mengantisipasinya.

Maka Raja lalu memanggil Yusuf. Namun Yusuf memberi syarat bahwa ia akan memenuhi panggilan Raja jika perempuan yang memfitnahnya di minta memberikan keterangan yang sebenarnya tentang apa yang telah dialaminya. Pesan Nabi Yusuf, disampaikan kepada Raja. Raja minta pendapat Putifar, penasehatnya tentang peristiwa yang pernah terjadi di rumah Putifar dan melibatkan istrinya, Zulaikha itu. Maka dipanggillah Zulaikha dan seluruh istri pembesar kerajaan yang dulu hadir di pesta “bujang” di rumah Putifar itu. Hasilnya, mereka terutama berterus terang bahwa semua adalah salahnya, bukan salah Yusuf.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Nabi Yusuf yang juga dihadirkan di istana Raja saat pemanggilan istri para pembesar ini, merasa lega bahwa masalah klarifikasi atas nama baiknya telah dilakukan.

Selanjutnya Nabi Yusuf mentakwilkan secara rinci mimpi Raja, serta memberikan solusi yang mesti dilakukan. Raja amat senang, sebaliknya kuil Amon merasa telah dipecundangi oleh Yusuf yang oleh mereka disebut kafir karena tidak nengakui ketuhanan Amon Ra. Para pendeta itu sangat khawatir bahwa supremasi ajaran Amon selama ribuan tahun akan runtuh dengan ajaran Keesaan Tuhan yang diajarkan oleh Nabi Yusuf sejak masih di dalam penjara, bahkan secara diam-diam sejak ia masih di rumah Putifar, Nabi Yusuf telah bercerita tentang penyembahannya kepada Tuhan Yang Mahaesa, kepada Putifar.

Singkat cerita, Amonhatep IV mengangkat Yusuf menjadi pejabat yang mengurusi segal sesuatu terkait dengan program mengantisipasi 7 tahun musim subur dan 7 tahun musim paceklik yang akan dihadapi. Ia diberi kewenangan penuh untuk hal tersebut oleh Raja. Tidak beberapa lama berselang, Putifar meninggal dunia, dan jabatannya sebagai Kepala perbendaharaan dan penasehat utama Raja diberikan kepada Nabi Yusuf.

Upaya yang dilakukan Nabi Yusuf didukung full oleh Raja, namun pihak kuil Amon terus berusaha menggagalkannya. Berbagai sabotase dilakukan. Akhirnya perang terbuka antara pihak pemerintah dengan kuil Amon tidak terhindarkan. Amonhatep IV umumkan masuknya ia menjadi pemeluk ajaran Tauhid, dengan memberi nama pada Tuhan Yang Maha Esa itu dengan sebutan Atum. Nabi Yusuf tidak keberatan dengan nama itu, yang penting substansinya bahwa yang dimakaud Atum adalah Tuhan Yang Maha Esa, Pencipta Langit dan bumi, serta seluruh isinya. Segera setelah itu Amonhatep IV mengganti namanya menjadi Akhenatum (penyembah Atum), serta mengumumkan bahwa diseluruh Kerajaan Mesir hanya mengakui satu agama negara yaitu penyembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Akhenatum sudah mau memberangus kuil Amon, namun Nabi Yusuf melarang,. Disisi lain, pihak kuil Amon marah besar atas keputusan Akhenatum, mereka melakukan pembangkangan terhadap Akhenatum serta berusaha menggagalkan program mitigasi atas masa paceklik yang dihadapi. Akhirnya Raja Akhenatum memutuskan memerangi kuil Amon dan para pengikutnya, memenjarakan pendetanya, namun memberi ampun kepada mereka yang bertaubat dan mengakui ajaran Keesaan Allah.

Zulaikha sendiri pasca ditinggal suaminya Putifar yang wafat karena sakit serta memang sudah uzur, tinggal di istanya seperti orang “mati”,. Hatinya hampa, orientasi hidupnya tidak ada, namun tidak juga mau mengakhiri hidupnya. Di hatinya cuma ada nama Yusuf, kekasih yang tak kunjung di raihnya. Telah tiga puluh tahun lebih ia memendam cintanya, mengawasi dari jauh apa dan bagaimana keadaan Nabi Yusuf yang dicintainya. Nabi Yusuf sendiri telah punta dua orang anak, dari istrinya. Istrinya adalah adik kandung dari istri (Ratu) Akhenatum. Amat lembut hati dan mulia budi pekertinya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *