Hajinews — Kuntjoro Pinardi diangkat sebagai Direktur Rekayasa, Pemeliharaan, dan Perbaikan PT PAL Indonesia (Persero) pada 21 April 2021. Baru 5 hari menjabat, Kuntjoro memutuskan mengundurkan diri dari jabatannya per hari ini, Senin (26/4). Keputusan itu murni karena inisiatif pribadi dan demi kebaikan perusahaan.
“(Ini) demi kebaikan program pembangunan Bapak Presiden Joko Widodo dan keberlangsungan usaha PT PAL saya mengundurkan diri atas inisiatif sendiri,” kata Kuntjoro kepada kumparan, Senin (26/4).
Ia menambahkan, pengunduran diri dipilih karena Kuntjoro tak ingin polemik tentang dirinya berlanjut. Ia mengakui bahwa pernah menjadi calon legislatif PKS dalam Pemilu 2014 di daerah pemilihan Jawa Tengah. Setelah gagal terpilih, ia menyebut telah mundur dari PKS, kemudian kembali ke dunia akademis dan bisnis sesuai bidang keahliannya di bidang teknologi.
Namun dengan tegas, Kuntjoro membantah bila dirinya dikaitkan dengan organisasi terlarang seperti ISIS hingga HTI.
“Bagi saya pribadi, tudingan bahwa saya pendukung ISIS dan HTI sama sekali tidak bisa saya terima. Maka saya jawab tertulis dan akan lebih baik kalau saya mundur,” tambahnya.
Kuntjoro, Anak Didik BJ Habibie
Pria kelahiran Bogor 30 Maret 1968 itu mengenyam pendidikan S1 hingga S3 di luar negeri. Ia menamatkan S1 dan Magister Teknik Elektro di Delft University of Technology, Belanda. Sementara S3 atau Doktoral di bidang elektro diperoleh dari Chalmers University of Technology, Swedia.
Dengan latar belakang pendidikan itu, Kuntjoro banyak bekerja di perusahaan teknologi asing. Ia pernah bekerja sebagai VP Sales and Marketing di Trendcom International, Senior Sales Manager di SIAE Microelettronica, Country Manager di Openet (Ireland), CTO – CMO di Bahasa Kita, hingga Ahli Senior di Komite Manajemen Risiko dan Teknologi Informasi BPJS Ketenagakerjaan. Selain jabatan profesional, ia juga aktif sebagai dosen tidak tetap di International University Liaison Indonesia (IULI). IULI merupakan kampus yang didirikan oleh Ilham Habibie, putra dari almarhum BJ Habibie.
Pria yang bisa berbahasa Inggris, Swedia dan Belanda itu masih aktif di organisasi Ikatan Alumni Program Habibie sebagai Sekjen. Ia juga pernah menjadi Tenaga Ahli di Federasi Serikat Pekerja LEM SPSI pada periode 2018-2019.(ingeu/dbs)