DKI Dan Jatim Sepakat Kerjasama Di Bidang Pangan, Khofifah: Berharap Gapoktan Mendapatkan Market Lebih Luas

Hajinews – Ngawi – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk membuka akses pasar lebih luas lagi untuk menyalurkan hasil pertanian dari Jawa Timur. Khofifah berharap kerja sama pangan, tidak hanya dilakukan di satu kabupaten, yakni Kabupaten Ngawi saja, tetapi juga dengan kabupaten-kabupaten lain di Jatim.

“Kami mohon agar kami bisa akses lebih banyak dan menghubungkan para gapoktan (gabungan kelompok tani) agar mereka mendapatkan market yang lebih besar, terutama di Jakarta,” ujar Khofifah saat menghadiri acara penandatanganan perjanjian kerja sama pangan antara Pemprov DKI Jakarta dengan Pemkab Ngawi di Balai Desa Geneng, Dusun Alas Pecah, Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi, Minggu (25/4/2021).

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Khofifah berharap kerja sama pangan ini diperluas karena kebutuhan pangan di beberapa daerah di Jawa Timur mengalami surplus dan para produsen mengalami kesulitan mengembangkan market.

“Kita mengucapkan terima kasih atas kerja sama ini yang akan memberikan manfaat pada peningkatan kesejahteraan, khususnya di Ngawi dan Jatim. Kami akan menjadi bagian penguatan kerja sama ini,” ungkap Khofifah.

Sebagaimana diketahui, dalam kerja sama pangan dengan Pemkab Ngawi, BUMD PT Food Station Tjipinang Jaya menggandeng Pemkab Ngawi melalui Daya Tani Sembada dan Kelompok Tani Sido Rukun, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur guna memperluas cakupan serapan gabah untuk pasokan beras di Jakarta.

Sebagai informasi, PT Food Station telah melakukan kerja sama dengan Daya Tani Sembada dan Kelompok Tani Sido Rukun sejak 2015 melalui tiga bentuk kerja sama, antara lain, pertama, pengelolaan gudang dengan SRG (Sistem Resi Gudang) dengan Daya Tani Sembada yang pada dua tahun terakhir Gudang SRG tersebut bisa menyimpan rata- rata 600 ton, adapun target tahun 2021 sebanyak 1.000 ton.

Hal ini bermanfaat karena pada umumnya saat panen raya, gabah kering panen dihargai sangat murah. Bahkan, dari mekanisme sistem resi gudang tersebut, PT Food Station sebagai pengelola akan membantu menjadi stand by buyer dengan harga yang baik, sehingga para petani tidak perlu susah-susah mencari pembeli.

Hasil pertanian yang disimpan di Gudang SRG akan mendapat resi. Dari resi itu, petani bisa menjaminkan ke bank yang dipilih untuk mendapatkan pinjaman sebagai modal usaha untuk biaya tanam di musim berikutnya.

Dengan penyimpanan di Gudang SRG, maka petani bisa menjual hasil panennya saat harga sudah baik. Dengan SRG, petani bisa menyimpan gabah kering giling, beras pecah kulit, atau glosor dengan kadar air antara 12-14%. Setelah harga stabil, petani bisa menjual gabah atau beras mereka dengan harga yang lebih baik.

Kerja sama berikutnya adalah dengan Penggilingan Daya Tani Sembada yang dimulai sejak 2019 dan telah memasok beras PK (Pecah Kulit & Beras Jadi) sejumlah:
– Tahun 2019 = 234 ton,
– Tahun 2020 = 6.515 ton,
– Tahun 2021 = 2.280 ton di kuartal 3 dan perkiraan total tahun ini bisa 9.000 ton.

Ketiga, PT Food Station juga berencana untuk bekerja sama dengan Kelompok Tani Sido Rukun dalam menyerap panen, dengan rincian:
– Luas lahan 200 hektare
– Produktivitas 5,7-6 ton per hektare
– Potensi hasil 1.140 ton GKP (babah kering panen) atau 604 ton beras.

PT Food Station juga melakukan bimbingan dan pendampingan kepada petani dalam pemilihan varietas dan kontrol qualitas pascapanen serta sebagai off taker produk hasil pertanian. (dbs).

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *