Gus Baha menuturkan, walaupun mengaji sembari bercanda, namun apabila tetap diniati untuk beribadah, maka sama saja pahalanya seperti orang beribadah.
Hal tersebut, dikarenakan niat untuk memerangi maksiat dengan menunggu kewajiban-kewajiban selanjutnya. “Agama (Islam) itu gampang, seperti itu tidak masalah, karena sudah nyaman dalam keadaan Islam,” ujar Gus Baha, Jumat (30/4/2021).
Pada zaman Nabi Muhammad sendiri, sambung Gus Baha, para sahabat nabi juga kerap bercanda ria sembari menunggu waktu salat atau ketika sedang senggang.
Nabi Muhammad, saat itu juga turut bercanda dan tidak mempermasalahkan hal tersebut. “Ya karena itu tadi, sudah nyaman dalam keadaan Islam, agama tidak mempermasalahkan itu,” ujarnya.
Dalam tausiah sebelumnya, Gus Baha juga menuturkan jika hidup seorang manusia, hanyalah seperti menjalankan kewajiban yang satu dan menunggu menjalankan kewajiban lainnya.
Atau, lanjut dia, bisa dikatakan hidup adalah untuk berbuat kebaikanyang satu ke berbuat kebaikan yang lain. Begitu seterusnya.
“Ya semisal salat, kamu menunggu waktu isya setelah menjalankan salat magrib di keadaan dan tempat yang sama,” ungkapnya.
Gus Baha juga turut mengajarkan jika sebuah niat duniawi ataupun keinginan duniawi juga bisa mendapat rahmat dari Allah SWT.
Yakni dengan cara melandasi niat duniawi tersebut dengan niat beribadah. Dengan begitu, segala perbuatan untuk mengejar duniawi juga bisa dihitung sebagai ibadah.
Gus Baha juga menerangkan jika hidup haruslah memiliki komitmen untuk melaksanakan kebaikan.
Serta berkomitmen untuk berpegang teguh pada Allah dan Rasulullah. “Orang yang menyampaikan komitmennya menuju Allah dan Rasulnya, maka sepanjang hidupnya juga selalu dianggap demikian oleh Allah SWT,” ucap Gus Baha.
Gus Baha mengatakan, komitmen, serta niat haruslah menjadi yang paling utama. Terutama dalam menjalani ibadah di kehidupan yang serba-serbi ini.
“Salat itu, bagus dan sempurnanya karena niat. Karena niatlah yang menjadikannya utama,” jelas dia.
Sumber: muria