Nasehat Berharga Sebelum Berpisah Dengan Ramadan

Nasehat Berharga Sebelum Berpisah Dengan Ramadan
Nasehat Berharga Sebelum Berpisah Dengan Ramadan. foto/ilustrasi

Hajinews – Tidak terasa sebentar lagi Ramadan 1442 H akan pergi meninggalkan kita. Sebelum dan setelah kita berpisah dengan bulan yang sangat agung ini, maka hendaknya kita perhatikan beberapa perkara berikut ini:

1. Hendaknya Memperbanyak Berdo’a Kepada Allah

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Dahulu para as-salaf senantiasa mempergunakan enam bulan setelah Ramadan untuk berdo’a agar amalan-amalanya yang dilakukan di bulan Ramadan diterima oleh Allah.

Sangat mengerikan dan menyedihkan apabila kita sudah menahan lapar dan haus di siang hari Ramadan, berdiri (shalat) di malam harinya, berinfak, bersedekah, membaca Al-Qur’an dan amalan-amalan lainnya, namun semua itu tidak diterima oleh Allah. Mungkin karena tidak ikhlas atau karena tidak sesuai dengan tuntunan Nabi shallallahu alaihi wasallam.

Ibnu Rajab rahimahullah dalam Lathaaif Al-Ma’arif meyebutkan:

قال بعض السلف كانوا يدعون الله ستة أشهر أن يبلغهم شهر رمضان ثم يدعون الله ستة أشهر أن يتقبله منهم

“Sebagian as-salaf berkata: ‘dahulu mereka (para sahabat) berdo’a kepada Allah enam bulan (sebelum Ramadan ) agar mereka disampaikan pada bulan Ramadan , kemudian mereka berdo’a enam bulan (setelahnya) agar diterima dari mereka.”

Maka perbanyaklah berdo’a kepada Allah, khususnya di waktu-waktu mustajabah. Dan yakinlah bahwa Allah akan memperkenankan do’a orang-orang yang berdo’a kepadanya.

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادۡعُوۡنِي اسۡتَجِبۡ لَكۡمۡ

“Dan Rabb-mu berfirman: ‘Berdo’alah kepada-Ku, niscaya aku akan perkenankan bagimu….” (QS. Ghafir ayat 60).

2. Jangan Mengungkit-Ungkit Amalan yang Telah Kita Kerjakan

Mengungkit-ungkit amalan yang telah dilakukan termasuk perkara yang bisa menggugurkan amalan tersebut.

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

يٰٓاَيُّهاالذِيۡنَ اٰمَنُوا لاَ تُبۡطِلُوا صَدَقٰتِكُمۡ بِالۡمَنِّ وَالۡاذٰی

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah engkau merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima)…” (QS. 264).

Orang yang ikhlas adalah orang yang berusaha menyembunyikan kebaikan-kebaikannya sebagaimana ia menyembunyikan kejelekan-kejelekannya.

3. Terus Pertahankan Amalan Hingga Datang Kematian

Tidak ada kata istirahat dalam beramal. Setelah kita selesai melakukan puasa Ramadan, maka kita dinantikan oleh puasa enam hari di bulan Syawal, puasa senin kamis, puasa tiga hari di setiap bulannya. Demikian pula ibadah-ibadah yang lainnya.

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

وَاعۡبُدۡ رَبَّكَ حَتَّی يَأۡتِيَكَ الۡيَقِنُ

“Dan sembahlah Rabb-mu sampai yang diyakini (ajal) datang kepadamu”. (QS. Al-Hijr ayat 99).

فَإذَا فَرَغۡتَ فَانۡصَبۡ. وَإلَی رَبِّكَ فَارۡغَبۡ

“Maka apabila engkau telah selesai dari (suatu urusan), maka kerjakanlah urusan yang lain. Dan hanya kepada Rabb-mulah engkau berharap”. (QS. Asy-Syarh ayat 7-8).

Setelah Ramadan berlalu, maka segera melakukan ibadah yang lain dan salah satunya adalah puasa enam hari di bulan Syawal.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

مَنۡ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتۡبَعَهُ سِتًا مِنۡ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهۡرِ

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadan kemudian dia ikuti dengan (puasa) enam hari di bulan Syawal, maka itu seperti puasa satu tahun”. (HR. Muslim, Abu Daud, At-Tirmizi dan Ibnu Majah).

Wallahu a’lam

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *